Mohon tunggu...
Moh Zawaidul Hasan
Moh Zawaidul Hasan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya adalah bermain di media, dan keperibadian saya mempunyai sifat yang mudah bergaul dengan orang lain, saya orangnya memiliki kepribadian yang suka mengoreksi diri sendiri apakah saya mempunyai kekurangan dalam hal sesuatu yang tidak, kalaupun ada saya menutupi kekurangan dengan cara bekerja atau menyibukkan diri.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Islam Libelar Melalui Sudut Pandang Aswaja

9 Juli 2023   23:35 Diperbarui: 10 Juli 2023   00:43 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Gerakan Islam liberal telah menjadi topik yang menarik perhatian dalam wacana agama dan masyarakat. Dalam artikel ini, kami akan menjelajahi gerakan Islam liberal melalui sudut pandang Ahlussunnah Wal Jama'ah (Aswaja), sebuah pendekatan tradisional yang dipegang oleh mayoritas umat Islam di dunia.

Ahlussunnah Wal Jama'ah, atau dikenal sebagai Aswaja, adalah tradisi Islam yang didasarkan pada ajaran Al-Quran, hadis Rasulullah, dan pemahaman para ulama terkemuka. Sudut pandang Aswaja menekankan pentingnya menjaga keutuhan ajaran Islam dan mempertahankan tradisi yang telah diwariskan selama berabad-abad.

Dalam konteks gerakan Islam liberal, sudut pandang Aswaja mempertahankan prinsip-prinsip keislaman yang konservatif, termasuk penekanan pada otoritas kitab suci Al-Quran dan hadis, serta kepatuhan terhadap ajaran tradisional yang telah diakui oleh umat Islam.

Aswaja menganggap ajaran Islam sebagai panduan utama dalam menjalani kehidupan, yang mencakup berbagai aspek seperti akidah (keyakinan), ibadah, akhlak, dan tata sosial. Pemahaman Aswaja didasarkan pada kajian yang mendalam terhadap teks-teks suci dan penafsiran ulama yang diakui dalam tradisi Islam.

Namun, penting untuk mencatat bahwa sudut pandang Aswaja juga mengakui perlunya pemikiran kritis dan pemahaman yang kontekstual terhadap ajaran Islam. Dalam era modern yang kompleks, Aswaja membuka ruang untuk diskusi dan interpretasi yang bijaksana dengan mempertimbangkan perkembangan zaman.

Dalam melihat gerakan Islam liberal, sudut pandang Aswaja menegaskan pentingnya menjaga keselarasan antara kepatuhan terhadap ajaran Islam dan pemahaman yang kontekstual. Aswaja memandang bahwa ajaran Islam yang diinterpretasikan secara bijaksana dan adaptif dapat memberikan jawaban bagi tantangan zaman yang berkembang.

Dalam konteks gerakan Islam liberal, Aswaja memperhatikan beberapa perbedaan pendekatan dan penekanan nilai. Gerakan Islam liberal menekankan nilai-nilai seperti kesetaraan gender, kebebasan beragama, hak asasi manusia, dan pluralisme, dengan penekanan pada pemikiran progresif dalam memahami ajaran Islam.

Sementara Aswaja mungkin memiliki penekanan yang berbeda dalam beberapa aspek, penting untuk mencari titik temu dalam menjaga kerukunan, toleransi, dan harmoni antara umat Islam. Sudut pandang Aswaja mengajarkan pentingnya menghormati perbedaan pendapat dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip saling pengertian dalam mengejar kebaikan bersama.

Dalam kerangka Aswaja, dialog yang konstruktif dan pemahaman saling menjadi sarana penting untuk memperkuat kerukunan antarumat Islam dan membangun masyarakat yang inklusif. Aswaja mengajarkan bahwa umat Islam harus bekerja sama dalam menghadapi tantangan zaman dengan menghargai perbedaan pandangan, tanpa mengorbankan prinsip-prinsip inti keislaman.

Dalam dunia yang semakin terhubung dan beragam, keselarasan antara gerakan Islam liberal dan sudut pandang Aswaja dalam menjaga keutuhan ajaran Islam dan memperhatikan konteks zaman adalah kunci untuk mencapai harmoni dalam perbedaan. Dalam menghadapi kompleksitas zaman ini, Aswaja menawarkan sudut pandang yang mempertahankan nilai-nilai tradisional dan adaptif untuk menjawab tantangan yang dihadapi oleh komunitas muslim.

Dalam kesimpulannya, artikel ini mengajak pembaca untuk melihat gerakan Islam liberal melalui sudut pandang Aswaja dan mencari titik temu dalam menghargai perbedaan pandangan. Melalui dialog yang konstruktif, pemahaman saling, dan penghargaan terhadap keutuhan ajaran Islam, kita dapat memperkuat kerukunan antarumat Islam dan membangun masyarakat yang inklusif di era modern yang semakin kompleks.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun