Konsep Revolusi Industri 4.0 menggunakan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dalam penerapannya. And Society 5.0?, dikutip dari Cao.go.jp, Society 5.0 adalah revolusi industri yang dirumuskan oleh Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada  Maret 2017 di CeBIT di Hannover untuk menyelesaikan semua masalah yang muncul di Jepang dan  diresmikan pada 21 Januari. , 2019.
Society 5.0 sendiri merupakan "solusi" dari Revolusi Industri 4.0, dimana banyak orang beranggapan bahwa Industri 4.0 akan menggunakan mesin berteknologi tinggi yang mengurangi jumlah  tenaga kerja manusia.
IDStar Group, salah satu perusahaan di bidang teknologi khususnya IT, sangat mendukung industri teknologi Indonesia di era digital masyarakat 5.0. Untuk itu, IDStar Group menyelenggarakan webinar acara virtual besar yang bertajuk 'Moving Towards Society 5.0'.
 Pada hari pertama, tema "Memulai organisasi kami untuk bergerak menuju masyarakat 5.0" ditampilkan sebagai pembicara; Gidionton Saritua S, CEO Transjakarta Digital Transformation; Malina Platon, Direktur Pelaksana Akun Strategis untuk UiPath, APAC; Andreas Kagawa, Country Director TIBCO Software Indonesia; dan Ferdinand Prasetyo.
Hari kedua dilanjutkan dengan pembahasan topik
Mempersiapkan Karyawan untuk Embrace Society 5.0 & Reskill for On-Demand Technology dengan panelis: Erwin Muniruzaman, SVP Head of HR Operation Indosat; Swandajani Gunadi, Direktur Pemasaran dan Sumber Daya Manusia Adira Finance; Marcelony Kumalasari, Country Manager, OutSystems Indonesia; Iman Muhammad, Direktur Aplikasi Penjualan, Oracle Indonesia; dan Tonny Soeroso, CEO Gema Innovation Technology.
Dalam proyek Moving Towards Society 5.0, Angga Wibowo mengatakan bahwa Society 5.0 pada dasarnya diciptakan untuk memenuhi kebutuhan manusia agar manusia dapat menikmati hidup dan merasa nyaman. Sinergi dapat dilakukan antara manusia dan teknologi sehingga masyarakat menjadi lebih sejahtera.
Bagi kita yang  masih berkomitmen pada Revolusi Industri 4.0, lebih baik memahami  konsep Society 5.0 juga. Akan lebih baik lagi jika Indonesia  bisa menerapkannya secara perlahan pada saat yang sama di masa depan.