Prinsip pembelajaran mendalam berdasarkan tiga pilar utama: Berkesadaran (Mindful), Bermakna (Meaningful), dan Menggembirakan (Joyful). Prinsip kontekstual di dalam penerapan pembelajaran mendalam berkaitan dengan upaya berdasarkan pada kegiatan pembelajaran yang nyata dalam keseharian murid. Prinsip ini mendorong guru dan murid untuk dapat menjadikan lingkungan sekitar dan realitas kehidupan sehari-hari sebagai bahan utama pembelajaran. Oleh karenanya, satuan pendidikan sebagai penyelenggara kegiatan pembelajaran mendalam harus membuka ruang dan kesempatan bagi murid untuk dapat mengeksplorasi berbagai hal di luar lingkup satuan pendidikan. kegiatan pembelajaran mendalam yang disajikan sebisa mungkin dapat menyentuh persoalan lokal yang terjadi di daerah masing- masing. Dengan mendasarkan pembelajaran mendalam  pada pengalaman nyata yang dihadapi dalam keseharian, diharapkan murid dapat mengalami pembelajaran yang bermakna untuk secara aktif meningkatkan pemahaman dan kemampuannya.
Pasar tradisional adalah sebuah kanvas indrawi di mana aroma rempah yang tajam, hiruk pikuk tawar-menawar, dan warna-warni hasil bumi bertemu, menciptakan denyut nadi kehidupan yang tak pernah padam di tengah kota. Jauh sebelum supermarket modern hadir, ia telah menjadi panggung utama interaksi sosial dan ekonomi masyarakat, menjadikannya warisan budaya yang menyimpan kearifan lokal. Di tengah gempuran pusat perbelanjaan, pasar ini tetap tegak berdiri, menawarkan lebih dari sekadar transaksi---ia menyajikan kehangatan, keakraban, dan sistem perdagangan berbasis komunitas yang memegang peranan vital dalam rantai distribusi pangan dan ekonomi kerakyatan.
Di Kota Gorontalo sendiri terdapat Pasar Sentral yang merupakan  pasar tradisional terbesar dan paling ramai di Kota Gorontalo. Terletak di pusat kota, pasar ini menjadi pusat aktivitas ekonomi masyarakat dan tempat berburu kebutuhan sehari-hari hingga produk khas daerah. Dengan suasana pasar yang hidup, Pasar Sentral Gorontalo menjadi tempat yang cocok untuk merasakan kehidupan lokal sekaligus mencari barang-barang khas Gorontalo. Oleh karena itu, muncul urgensi untuk memasukkan sebagai bagian integral dari proses pembelajaran IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial), sebab pasar adalah laboratorium sosial-ekonomi yang sempurna bagi siswa untuk melihat seluruh siklus Kegiatan Ekonomi secara nyata, membedakan peran Produsen yang menyediakan barang, Distributor yang menyalurkan, serta Konsumen yang aktif bertransaksi dan bernegosiasi, sehingga pemahaman mereka terhadap materi menjadi lebih kontekstual dan mendalam. Oleh karena itu memindahkan kompleksitas interaksi pasar tradisional ke dalam skenario bermain peran di kelas bagi saya  adalah ide yang sangat brilian dan metodologi yang superior. Pendekatan ini memenuhi kebutuhan mendesak akan pembelajaran kontekstual yang aman dan terfokus, di mana konsep teoritis IPAS, khususnya tentang Kegiatan Ekonomi, menjadi hidup. Dengan membagi peran sebagai Produsen, Distributor, dan Konsumen, siswa tidak hanya menghafal definisi, tetapi juga secara langsung mengalami praktik tawar-menawar, manajemen stok, hingga pengambilan keputusan pembelian. Hasilnya, bermain peran ini menjadi simulasi yang kuat untuk mengasah keterampilan negosiasi, perhitungan praktis, dan pemahaman holistik siswa tentang bagaimana setiap peran berkontribusi pada roda perekonomian masyarakat.
Implementasi Pembelajaran Mendalam pada Mata Pelajaran IPAS Materi Kegiatan Ekonomi di Lingkungan Masyarakat yang menggunakan Strategi Pembelajaran BAPER (Berperan Penuh Rasa) dan Media KARPAT (Kartu Pangan Tradisional) telah mencapai klimaksnya sebagai sebuah pengalaman belajar yang transformatif. Kegiatan ini membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya terjadi di buku teks; melalui simulasi yang dinamis, siswa berhasil menginternalisasi konsep Produksi, Distribusi, dan Konsumsi bukan sekadar secara kognitif, tetapi secara emosional dan praktis. Setiap siswa telah merasakan beban dan keuntungan menjadi Produsen yang menetapkan harga, Kurir yang berjuang dengan logistik, dan Konsumen yang harus bernegosiasi cerdas, sehingga mengasah literasi finansial dan numerasi mereka dalam konteks nyata. Puncaknya, dengan integrasi pembuatan flyer digital, kegiatan ini sukses menjembatani kearifan lokal pasar tradisional dengan tuntutan melek digital abad ke-21. Pembelajaran ini menegaskan bahwa strategi BAPER dan media KARPAT telah berhasil menciptakan generasi pelajar yang tidak hanya cerdas ilmu, tetapi juga memiliki kecakapan hidup dan kesadaran penuh terhadap peran mereka sebagai bagian aktif dari roda perekonomian masyarakat.
Profil Penulis
Saya, Moh. Arfandi, Guru di SDN No.56 Kota Timur, Kota Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Di sekolah, selain sebagai Wali Kelas , saya diberikan tugas tambahan sebagai Pembina Ektrakurikuler Pramuka SDN No.56 Kota Timur.
Selain di dalam kegiatan komunitas sekolah, kegiatan di luar sekolah, saya juga aktif di kegiatan PGRI Kota Gorontalo serta saya sering megikuti kegiatan pengabdian kepada masyarakat di daerah-daerah terpencil dalam bidang pendidikan.
Pengalaman saya diantaranya salah satu penyusun Kurikulum Nasional Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) Tahun 2023 yang diselenggArakan oleh Puskurjar, salah satu penyusun modul pelatihan PKB guru SD yang diselenggarakan oleh Balai Guru Penggerak Gorontalo 2024 sekarang Kantor Guru dan Tenaga Kependidikan, Guru Berprestasi tingkat Kota Gorontalo dengan predikat sangat baik oleh Wali Kota Gorontalo, Terbaik 1 Jambore GTK  Hebat 2024 Kategori Guru SD Inovatif Tingkat Provinsi Gorontalo. Google Trainer Education Level 1, dan  Assembler Trainer Level 1.
Website Pribadi: s.id/EducatorGorontalo
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI