Mohon tunggu...
Mohammad Syarrafah
Mohammad Syarrafah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Pernah belajar di TEMPO memungut serpihan informasi di jalanan. Bisa dihubungi di email: syarraf@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

KPK Beri "Kado Pahit" Kongres V PDIP, Sengaja atau Kebetulan?

9 Agustus 2019   10:40 Diperbarui: 9 Agustus 2019   11:17 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Konferensi pers Komisi Pemberantasan Korupsi terkait dengan pengurusan izin impor bawang putih tahun 2019 oleh Ketua KPK Agus Rahradjo (kanan) dan Juru Bicara KPK (kiri), di Jakarta, Kamis (8/8/2019). Foto by Kompas.id

Kongres V Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang digelar di Bali, hingga saat ini berlangsung aman dan lancar. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarno Putri juga menyampaikan pidato pembukaan kongres itu dengan sangat lepas, seakan tak ada beban apapun.

Pidato dibarengi guyonan politik penuh intrik itu menjadi perbincangan hangat di kalangan politisi tanah air. Apalagi, saat pembukaan Kongres V itu, hadir pula Prabowo Subianto yang merupakan rival Jokowi di Pilpres 2019, sehingga momen itu menjadi momen yang sangat special bagi Megawati dan kader-kader PDIP.

Momen itu semakin special setelah Megawati Soekarno Putri kembali ditetapkan sebagai Ketua Umum PDIP secara aklamasi. Rasanya, sudah sempurna momen bahagia itu.  

Namun sayangnya, di hari-hari spesialnya PDIP ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ternyata memberikan "kado pahit". Salah satu kader terbaiknya yang duduk di kursi DPR RI Komisi VI, I Nyoman Dhamantra diciduk KPK.

Sebagaimana dilansir detik.com, Dhamantra pun ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan suap impor bawang putih. Dia ditetapkan tersangka bersamaan dengan 5 orang lainnya. Dhamantra juga disebut sudah menerima duit sebesar Rp 2 miliar yang ditransfer lewat rekening money changer. Beberapa barang bukti pun ikut diamankan KPK.

Bahkan, sebagaimana dilansir dari detik.com, Dhamantra bersama 5 tersangka lainnya juga sudah ditahan oleh KPK. Penahanan itu akan dilakukan selam 20 hari ke depan.

Tentunya, ini menjadi "kado pahit" bagi PDIP di tengah hari-hari special penyelenggaraan kongres V di Bali. Mirisnya lagi, yang ditangkap itu merupakan salah satu kader terbaik yang berasal dari Bali. Akhirnya, PDIP pun memecatnya.

Pemecatan itu bukan tanpa alasan. Pasalnya, sejak awal dan bahkan sebelum penyelenggaraan kongres, Megawati sudah memberikan surat peringatan kepada kadernya bagi siapapun yang terkena OTT KPK atau pun terkena pidana korupsi, akan langsung dipecat dari partai moncong putih itu.

Nampaknya, peringatan itu tak dihiraukan. Terbukti, salah satu kader PDIP masih melakukan korupsi hingga ditahan KPK.

Pertanyaannya kemudian, apakah ini hanya kebetulan atau disengaja ya?

Sejauh ini, saya masih percaya bahwa OTT KPK kepada mantan kader PDIP ini hanyalah kebetulan, meskipun sebenarnya orang kepercayaan Dhamantra sudah ditangkap terlebih dahulu atau sehari sebelum penangkapan Dhamantra.

Sedangkan Dhamantra sendiri, baru ditangkap keesokan harinya, yang bertepatan dengan hari pembukaan Kongres V. Apalagi, Dhamantra ditangkap usai menghadiri kongres V, sehingga ini menimbulkan teka-teki jika kita tafsirkan.

Selain itu, sebelum pembukaan kongres, Megawati sudah mengeluarkan instruksi khusus kepada para kader PDIP agar tidak melakukan tindakan penyalahgunaan wewenang dan kekuasaan selama kongres berlangsung.

Seperti yang dilansir detik.com, surat instruksi itu dibuat karena Megawati tidak mau mengulang sejarah kelam 5 tahun silam. Yang mana pada saat itu ada salah satu kader PDIP yang ditangkap oleh KPK tepat di tengah-tengah Kongres IV PDIP di Bali, Kamis (9/4/2015).

Mantan kader PDIP itu adalah Adriansyah yang ditangkap KPK terkait izin pemulusan Izin Usaha Pertambangan (IUP). PT Mitra Maju Sukses. Suap itu sudah diterima Adriansyah sejak menjabat sebagai Bupati Tanah Laut, Kalsel hingga menjadi anggota DPR.  

Pada saat itu, polisi senior PDIP mengatakan kejadian penangkapan Adriansyah ini sangat mencoreng nama baik partai moncong putih itu. Sebab, dia ditangkap pada saat PDIP menggelar hajatan besar.

Nah, tahun ini, dalam kongres ini, kejadian serupa terjadi lagi. Mantan kader PDIP ditangkap pada saat PDIP tengah melakukan hajatan besar.

Herannya adalah kenapa hal ini bisa terulang lagi? Kenapa penangkapan kader PDIP bisa dilakukan tepat di hari-hari ketika PDIP menggelar kongres? Tentu ini juga menimbulkan teka-teki panjang.

Terlepas dari itu semua, saya sangat mendukung KPK untuk mengusut tuntas semua korupsi di Indonesia. Hajar terus orang-orang yang merugikan negara itu. Demi Indonesia lebih baik lagi ke depannya. Semoga....

Sumber: Detik.com 1, 2 dan 3.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun