Semarak Kemerdekaan: Fun Game 17 Agustus & Penulisan Harapan untuk Indonesia Bersama Anak Berkebutuhan Khusus
[gunung anyar], [15 agustus 2025] Sorak tawa, tepuk tangan, dan wajah-wajah penuh senyum memenuhi lapangan desa pagi itu. Terik matahari tak menyurutkan semangat warga untuk berkumpul, merayakan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia. Namun, perayaan kali ini terasa berbeda. Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN PCR-38) mengusung konsep kemerdekaan yang inklusif: menghadirkan Fun Game 17 Agustus dan penulisan harapan untuk Indonesia di banner bersama anak-anak berkebutuhan khusus (ABK).
Membawa Semangat Merdeka untuk Semua
Perayaan kemerdekaan biasanya identik dengan lomba-lomba rakyat seperti balap karung, makan kerupuk, atau tarik tambang. Tapi tahun ini, panitia KKN ingin memastikan bahwa tidak ada satu pun warga yang merasa tertinggal dari keceriaan tersebut. Termasuk ABK yang sering kali menjadi penonton dalam acara serupa.
"Kami ingin semua orang merasakan arti merdeka. Merdeka untuk bermain, merdeka untuk berbaur, dan merdeka untuk bermimpi," ujar kak iwan, Koordinator KKN.
Lomba yang Ramah untuk Semua
Sejak pagi, area kegiatan sudah ramai. Spanduk merah putih berkibar, balon warna-warni menghiasi sudut lapangan, dan musik perjuangan mengalun. Rangkaian lomba dimulai dengan Balap Karung Ramah ABK, di mana jalur dibuat lebih pendek dan aman.
Kemudian, Lomba Makan Kerupuk menjadi momen tawa terbesar saat beberapa peserta mencoba menggigit kerupuk sambil tertawa lepas. Panitia sengaja menyesuaikan tinggi tali sesuai kemampuan peserta.
Tak kalah seru, Estafet Air Campuran memadukan peserta ABK dan non-ABK dalam satu tim. Ini bukan sekadar lomba, tapi pelajaran kerja sama, empati, dan saling dukung.
Menulis Harapan di Banner Merah Putih
Selesai lomba, warga berkumpul di depan banner putih . Di sana, setiap peserta diberi spidol warna-warni untuk menulis atau menggambar harapan mereka untuk Indonesia.
Beberapa ABK menulis kata sederhana seperti "Aku cinta Indonesia", sementara yang lain menggambar bendera merah putih, burung Garuda, atau hati berwarna-warni. Pesan-pesan dari warga pun beragam:
"Indonesia bebas dari bullying."
"Pendidikan untuk semua anak tanpa terkecuali."
"Lingkungan bersih, rakyat sehat."
Bagi ABK yang kesulitan menulis, panitia dan relawan membantu menuangkan ide mereka ke dalam tulisan tanpa mengubah isi pesan.
Makna yang Lebih Dalam
Kegiatan ini bukan sekadar hiburan. Ada pesan kuat di baliknya: kemerdekaan adalah hak semua orang. Saat semua warga---baik anak, remaja, dewasa, lansia, maupun ABK---bermain bersama, batas sosial yang biasanya ada seolah hilang. Yang tersisa hanyalah tawa, kerja sama, dan kebanggaan sebagai bagian dari bangsa ini.
"Melihat ABK ikut tertawa, memegang piala, dan menulis harapan mereka, itu rasanya lebih berharga daripada sekadar lomba," kata salah satu panitia.
Harapan untuk Indonesia
Melalui kegiatan ini, diharapkan:
Kesadaran masyarakat meningkat untuk menerima dan menghargai keberagaman.
ABK merasa diterima dan memiliki tempat di setiap kegiatan sosial.
Semangat gotong royong semakin kuat di tengah masyarakat.
Harapan-harapan yang tertulis di banner menjadi pengingat bagi semua untuk terus membangun Indonesia yang lebih baik.
Penutup: Merdeka Tanpa Batas
Di akhir acara, banner penuh dengan coretan warna-warni---simbol impian bersama untuk negeri ini. Anak-anak berlari riang, orang tua tersenyum puas, dan ABK pulang dengan rasa bangga.
Kemerdekaan bukan hanya tentang mengingat perjuangan masa lalu, tetapi juga memastikan bahwa setiap warga, tanpa terkecuali, punya ruang untuk berbahagia dan berkontribusi. Dan di Gunung Anyar tahun ini, kemerdekaan itu terasa nyata---dari tawa di lomba hingga kata-kata di banner.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI