Mohon tunggu...
Mohammad hijir Ismail
Mohammad hijir Ismail Mohon Tunggu... Nama saya mohammad hijir ismail panggil saja dengan nama Hijir

Aku orang yang selalu mengupdate diriku sendiri Mau tahu rutinitasku? Bangun, menjadi yang terbaik, tidur, ulangi Hidup adalah untuk membuat jati diri, bukan mencari Saya bukan master, bukan newbie juga. Cuma orang biasa Saya bukan seorang pemimpi yang ingin menjadi sukses. Tapi saya bekerja untuk menjadi sukses

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pria Penambang Es Tradisional Gunung Berapi Gletser Chimborazo Ekuador Terakhir Yang Dulu Sempat Viral dan Didokumentasi Meninggal Dunia

10 Juli 2025   21:53 Diperbarui: 10 Juli 2025   21:53 203
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Juan Ushca, menantu Baltazar. Foto: JoseMullo

"Hielero" (pria penggali es tradisional) yang terkenal dari Gunung Berapi Chimborazo gletser ini merupakan seorang legenda Ekuador dan praktisi terakhir tradisi Kichwa asli (tradisi masyakarat Pegunungan Andes), meninggal dunia setelah kecelakaan tragis di rumahnya, ketika ia diserang oleh salah satu bantengnya. Dengan luka parah, ia dilarikan ke rumah sakit di Riobamba. Namun, Taita Baltazar (Taita = Ayah dalam bahasa Kichwa (Bahasa lokal masyarakat Andes)) meninggal dunia keesokan harinya, 11 Oktober 2024, di usia 80 tahun.

Riobamba, Ekuador - Inilah akhir dari sebuah legenda Ekuador, dengan segudang kisah, anekdot, bertahun-tahun dari pendakian Gunung berapi Chimborazo gletser, berton-ton es yang ditambang, dan diangkat, di bawa berkilo - kilometer yang ditempuh untuk mengangkut balok-balok es yang berharga dan mudah hilang ini. Dibungkus jerami agar tahan lama dan bahkan dijual di pasar-pasar Riobamba, Es loli Taita Chimborazo telah menjadi mata pencaharian Baltazar selama lebih dari enam puluh tahun.

Sebagai ikon nasional dan bahkan internasional, begitu banyak film dokumenter, artikel, dan wawancara telah dibuat tentangnya. Terra Ecuador akan menceritakan kisah pria yang dikenal semua orang di Ekuador dan Dunia. Pemerintah kota Guano, tempat ia tinggal, menjelaskan bahwa:

"Dedikasi dan perjalanannya telah menginspirasi seluruh generasi, menjadikannya simbol perlawanan, ketahanan, budaya, dan kecintaan terhadap tradisi lokal ekuador."

Proses Penambang es oleh Baltazar Uscha. Sumber: film Dokumenter New York Times
Proses Penambang es oleh Baltazar Uscha. Sumber: film Dokumenter New York Times

Siapakah Baltazar Ushca, tokoh penambang es tradisional lambang gunung berapi Chimborazo?

Pria kecil dengan kebaikan tak terbatas ini juga disertai dengan rasa hormat yang mendalam terhadap Pachamama (tradisi penghormatan terhadap alam pegunungan andes) dan keagungan gunung berapi Chimborazo yang berada di ketinggian 6,263 meter di atas permukaan laut (20,548 kaki) dan Tungurahua di ketinggian 5,023 meter di atas permukaan laut (16,480 kaki).

Dengan menunggangi bagal, Baltazar Ushca Tanesaca (nama lengkapnya) memulai pendakian dari desanya, Quatros Esquinas, untuk mencapai tempat penambang es tradisional pertama Chimborazo… Di sepanjang perjalanan, ia bertemu dengan beberapa vicuña (Hewan unta asli Pegunungan Andes) yang unik, yang semakin langka akhir-akhir ini. Baltazar mengumpulkan rumput kering paramo (rumput asli Pegunungan Andes) untuk dijadikan tali kuat guna mengikat balok-balok es di punggung rekan-rekan setianya, "Yuri" dan "Widinson" merupakan seekor bagal asli Pegunungan Andes.

Di atas ketinggian 4.900 meter diatas permukaan laut, akhirnya sampai di tempat penambang es tradisional pertama yang harus di cari, semakin tinggi lokasi nya karena seiring berjalannya waktu (akibat mencairnya gletser) di ketinggian lebih dari 5.000 meter di atas permukaan laut. Di sini, Baltazar memulai pekerjaan beratnya memotong balok-balok es dengan kampak di tangannya.

Dengan angin kencang pegunungan andes, dingin yang ekstrem dan menusuk tulang, Baltazar mulai memotong, membelah, dan membuat takik. Gerakannya yang presisi dan berirama membuktikan keterampilan dan keahlian yang telah ia peroleh selama bertahun-tahun.

Suasana baltazar saat berada di tempat penambang es di Gunung Chimborazo. Foto: Joshua Paul Akers ©
Suasana baltazar saat berada di tempat penambang es di Gunung Chimborazo. Foto: Joshua Paul Akers ©

Dan Baltazar telah menekuninya selama bertahun-tahun. Sejak usia 15 tahun, Baltazar mendampingi ayahnya dalam tradisi leluhur memotong es ini, mempelajari teknik-teknik yang dibutuhkan untuk memanen dan menjualnya di pasar-pasar lokal di kota-kota besar di sekitar Sierra Ekuador, seperti pasar La Merced di Riobamba (yang buka setiap hari Sabtu).

Baltazar saat posisi sedang duduk di depan tambang Es di Gunung Chimborazo. Sumber: film Dokumenter New York Times
Baltazar saat posisi sedang duduk di depan tambang Es di Gunung Chimborazo. Sumber: film Dokumenter New York Times

Dahulu, sekitar empat puluh temannya menjalankan profesi pekerjaan mulia namun berat di tempat penambang es ini. Baltazar adalah satu-satunya saudara yang masih meneruskan tradisi penambang es tradisional, sementara kedua adiknya beralih profesi ke pekerjaan lain yang lebih mudah terutama lebih menguntungkan (menjadi tukang bangunan, jasa, industri…) di kota.

Di Museum Guano (GAD Municipal Guano) Baltazar menceritakan kisah para hieleros, manusia penambang es tradisional yang berani menghadapi kondisi iklim yang keras dan ekstrem untuk mencapai lereng beku Taita Chimborazo.

Baltazar juga menjual air minum kemasannya, "Agua Baltazar", kepada wisatawan yang mengunjungi Museum. Ia bahkan kembali bersekolah pada usia 73 tahun, untuk memulai dan kemudian menyelesaikan gelar pendidikan dasarnya di pendidikan sekolah dasar orang dewasa, agar Baltazar dapat berbagi kisahnya dan meningkatkan kesadaran publik tentang tantangan iklim (kekeringan, erosi, hilangnya keanekaragaman paramo) yang kini sedang dihadapi Chimborazo dalam beberapa dekade terakhir.

Pada tahun 2017, Institut Pemimpin Keunggulan Meksiko menganugerahinya gelar Doktor "Honoris Causa" atas karier panjang dan pengetahuannya tentang perdagangan es tradisional hasil penambang langsung dari Gunung Chimborazo. Sebuah kehormatan yang akan selalu membuatnya bangga.

Baltazar Ushca. Foto: AFP Pablo Cozzaglio ©.
Baltazar Ushca. Foto: AFP Pablo Cozzaglio ©.

Baltazar Ushca dan karavan keledainya mendaki Chimborazo, Sumber: film Dokumenter New York Times
Baltazar Ushca dan karavan keledainya mendaki Chimborazo, Sumber: film Dokumenter New York Times

Apa kegunaan es dari Gunung Berapi Chimborazo?

Sumber daya es Chimborazo berharga dapat digunakan untuk mengawetkan bahan pangan, serta untuk membuat minuman menyegarkan (batidos), dan es krim artisanal Helados de Paila (cara membuat hidangan penutup beku ini dengan mencampur jus buah dengan sendok kayu dalam wadah perunggu yang diaduk di atas es). Praktik penambang es tradisional dari gunung gletser terakhir ini yang merupakan bagian dari warisan nasional Ekuador yang telah membantu melestarikan kegiatan ini, karena air gletser memiliki sifat alami yang tidak dapat ditawarkan oleh es buatan.

Pada masa itu, lemari es dan freezer belum ada. Baltazar Ushca lahir pada tahun 1944, dan memulai aktivitas penambangan es dari Gunung Chimborazo pada tahun 1959, tahun ketika lemari es langka, bahkan mungkin tidak ada, di wilayah Ekuador.

Lebih dari sekadar es krim gunung, Baltazar  menganggapnya "yang terbaik, terlezat, dan termanis, penuh vitamin yang baik untuk tulang", ungkapnya dalam dokumenter The Last Ice Merchant yang dirilis New York Times pada tahun 2012.

Baltazar bahkan mengaku sedih karena es krimnya tak lagi diminati, karena industri es telah menggantinya dengan es batu yang mudah dibuat. Adiknya, Gregorio, tak lagi mengambil es sendiri, melainkan menggunakan es murah yang diproduksi secara industri untuk membuat es krim mora (blackberry) buatannya sendiri.


Warisan budaya dan keluarga

Kehidupan dalam penambang es Chimborazo

Pengalaman awalnya sebagai hielero memungkinkannya menguasai seni panen yang rumit, sekaligus menumbuhkan rasa hormat yang mendalam terhadap alam pegunungan Andes dan sumber daya yang disediakannya. Baltazar memimpin dan mengarahkan ekspedisi penggalian es, melalui jalur yang paling mudah diakses, berkat dari seluruh tim hielero yang setiap hari, mendaki Chimborazo bersama keledai-keledai setia mereka.

Teknik pencarian dan menambang es ini, yang merupakan warisan budaya dan keluarga, sayangnya cenderung menghilang seiring berjalannya waktu, seiring munculnya lemari es dan perubahan iklim yang berdampak pada bisnisnya. Meskipun demikian, Baltazar terus mencari es berharganya, seperti biasa, tak mau menyerah menghadapi globalisasi dan perubahan pola cuaca.

Juan Ushca, menantu Baltazar. Foto: JoseMullo
Juan Ushca, menantu Baltazar. Foto: JoseMullo

Seorang penerus potensial untuk mengambil alih bisnis Hielero dan meneruskan tradisi?

Seiring berlalunya waktu, ultimo hielero mulai menua. Karena tak sanggup mendaki di ketinggian ekstrem, Baltazar memperkenalkan kegiatan ini kepada menantunya yang berusia 22 tahun, Juan Ushca, karena keempat anaknya tampaknya enggan melanjutkan profesi yang berat ini. Tak lama kemudian, Juan mengambil alih untuk melestarikan tradisi ini, meskipun tidak terlalu menguntungkan. Pekerjaan penambang es yang dilakukan selama dua kali seminggu (Kamis dan Jumat), ia mendaki hingga di atas ketinggian 5.100 meter (es lebih langka di bawah), seperti yang dilakukan leluhurnya, dengan penghasilan yang pas-pasan.

Baltazar Ushca membawa balok esnya ke kota, Sumber: Dokumenter New York Times
Baltazar Ushca membawa balok esnya ke kota, Sumber: Dokumenter New York Times

Baltazar Uscha memetik ramuan paramo (rumput asli Pegunungan Andes). Sumber: Majalah Ñan
Baltazar Uscha memetik ramuan paramo (rumput asli Pegunungan Andes). Sumber: Majalah Ñan

Jadi, mungkinkah wafatnya Baltazar Ushca merupakan penggali es terakhir Chimborazo? Juan, setelah meninggalnya Baltazar Ushca dan pemakaman megah menurut tradisi Kichwa (tradisi masyarakat Andes), mengumumkan bahwa Juan ingin menciptakan "Rute Baltazar" untuk menghormatinya dan memungkinkan orang-orang yang penasaran dengan kisahnya untuk mengikuti jejaknya di gunung berapi tertinggi di dunia. Di usia 54 tahun, Juan bermimpi menciptakan rute wisata yang akan mengikuti jejak Taita Baltazar selama 67 tahun.

Terra Ecuador membawa ke Gunung Chimborazo bersama Taita Baltazar

Terra Ecuador menawarkan kesempatan bagi para pelancong untuk bertemu langsung dengan legenda penambang es dari Gunung Chimborazo ini. Terra menyebutnya: Pendakian "Hielero" Terakhir, yang melibatkan pendampingan Baltazar Ushca, penambang dan pengumpul es Chimborazo, untuk mengikutinya dalam petualangan panen yang Baltazar lakukan sekitar 2 kali seminggu dengan karavannya yang terdiri dari 7 hingga 8 bagal, apa pun cuacanya.

Pada hari itu di sisinya, menyusuri lereng gunung berapi terdekat di dunia dengan bintang-bintang indah, rencananya adalah berkendara dari Riobamba ke titik terakhir yang dapat diakses oleh kendaraan 4×4, desa “Quatro Esquinas”, tempat Baltazar tinggal.

Dari jalur pegunungan cangahua yang berdebu dan hitam inilah Terra mendekati gunung berapi yang sudah tidak aktif, Taita Chimborazo. Setibanya di desa, Terra akan memulai pendakian selama tiga jam untuk mencapai tambang es pertama di ketinggian 4.900 meter atau lebih. Di sini, kalian dapat menyaksikan pekerjaan luar biasa Baltazar: memotong es, membungkusnya dengan jerami agar tetap dingin, dan memuatnya ke punggung keledai untuk dibawa kembali ke komunitasnya.

Melintasi jalur yang sering dilintasi Baltazar Uscha. Foto: Terra Ecuador
Melintasi jalur yang sering dilintasi Baltazar Uscha. Foto: Terra Ecuador

Tentu saja, rute ini masih ada dan masih bisa dilalui, tetapi tanpa Baltazar Ushca. Tradisi yang telah berusia berabad-abad ini mati bersama jiwanya. Kalian adalah orang terakhir yang menyaksikan praktik ini bersamanya…

Berkat menantunya, Juan, dan proyek "Route de Baltazar", tradisi hielero mungkin masih tetap hidup, dan Baltazar pun demikian walaupun telah tiada. Terra Ecuador sungguh berharap dapat mendorongnya dan memungkinkan para pelancong kami memasuki dunia tradisi, kosmovisi, dan kecintaan terhadap Andes yang telah lama ada ini.

Selamat tinggal Taita Baltazar…

Panen tambang es Chimborazo sudah ada sejak berabad-abad lalu, berakar dari tradisi masyarakat adat Kichwa di Pegunungan Andes Ekuador…

Namun, Baltazar Ushca-lah yang mengakhiri hidupnya sendirian, menapaki paramos Chimborazo yang tertutup salju. Pria yang melestarikan tradisi ini telah membawanya hingga liang lahat. Baltazar bahkan berkata, saat pembuatan film dokumenter New York Times tentang kisahnya, "Ketika saya meninggal, semuanya pasti akan berakhir. Selama tubuh saya masih memungkinkan, saya akan terus bekerja."

"Baltazar Ushca adalah lambang perubahan budaya dan gaya hidup di Ekuador, bukti nyata dari pengaruh globalisasi terhadap perdagangan leluhur yang perlahan menghilang seperti salju dari puncak gunung."

Baltazar Uscha menunjukkan balok es di jerami paramo. Foto: Terra Ecuador
Baltazar Uscha menunjukkan balok es di jerami paramo. Foto: Terra Ecuador

Dengan caranya sendiri, dengan kelembutan, ketulusan, dan kerendahan hati, ia telah memberikan dampak yang mendalam pada kesadaran iklim dan budaya Ekuador. Nicolas, manajer kami, berkesempatan bertemu dengannya pada tahun 2007 saat kunjungan pertamanya ke Ekuador. Warisannya akan terus menginspirasi banyak orang, dan kisahnya, kami harap, tidak akan pernah berhenti diceritakan.

Bacaan yang disarankan: Chasseurs de Glace en Équateur, oleh Philippe Montillier, 12/01/1999, diterbitkan oleh La Boussole.

Sumber:

- El Comercio

- Firsts – Juan

- Firsts – Last Iceman

- Scoops – Mort de l’ultimo Hielero

- Wikipedia

- Terra Camino

- Sciences et Avenir

- Courrier International

- PressReader

- Chilean Glaciers Foundation

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun