Sangkanjoyo, 19 Juli 2025 – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Negeri Semarang (UNNES) melaksanakan program kerja dengan fokus pada pencegahan stunting. Sosialisasi ini dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2025 bertepatan dengan kegiatan Posyandu Balita di Balai Desa Sangkanjoyo. Kegiatan ini berfokus pada orang tua balita dengan metode pendekatan personal untuk meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya gizi bagi pertumbuhan anak. Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa KKN memberikan edukasi langsung kepada orang tua balita secara individu per individu. Tujuannya adalah agar informasi yang disampaikan dapat diterima dengan lebih baik dan dipahami secara menyeluruh. Selain itu, para orang tua juga diberikan poster edukatif yang dibuat oleh Mahasiswa KKN UNNES Desa Sangkanjoyo yang berjudul “Cegah Stunting dengan Protein Hewani” sebagai media bantu visual yang mudah dimengerti.
Poster tersebut menjelaskan bahwa stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi dalam jangka waktu lama. Anak yang mengalami stunting cenderung memiliki tinggi badan lebih pendek dari anak seusianya dan dapat mengalami hambatan dalam perkembangan kognitif. Hal ini tentu dapat berdampak jangka panjang pada kualitas hidup anak di masa depan.
Beberapa penyebab utama stunting yang disampaikan dalam sosialisasi antara lain adalah kurangnya asupan gizi, lingkungan yang tidak sehat, anemia pada ibu hamil, serta usia ibu yang terlalu muda saat kehamilan. Semua faktor ini dapat mengganggu pertumbuhan optimal anak, terutama pada periode emas 1.000 hari pertama kehidupan.
Ciri-ciri stunting yang harus diwaspadai oleh orang tua meliputi berat badan rendah, pertumbuhan yang lambat sejak bayi, sering sakit karena daya tahan tubuh lemah, serta tinggi badan yang jauh di bawah rata-rata anak seusianya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memantau tumbuh kembang anak secara rutin melalui layanan Posyandu.
Selama sosialisasi, mahasiswa KKN juga memberikan beberapa pertanyaan edukatif kepada ibu balita untuk mengukur pemahaman mereka. Pertanyaan yang diajukan antara lain: Berapa kali dalam satu bulan balita ditimbang dan diukur di Posyandu? Apakah PMT pemulihan dan PMT penyuluhan itu sama? Apakah PMT penyuluhan diberikan kepada seluruh balita yang datang ke Posyandu? Apakah PMT pemulihan diberikan hanya kepada balita dengan berat badan kurang, gizi kurang, atau berat badan tidak naik? Dan, apakah PMT lokal yang diberikan kepada balita bermasalah gizi harus mengandung salah satu protein hewani? Skor diberikan sebesar 20 poin untuk setiap jawaban benar, dan total skor maksimal adalah 100.
Ketua Kader Posyandu Desa Sangkanjoyo, Ibu Indah Lestari, memberikan apresiasi tinggi terhadap pelaksanaan kegiatan ini. “Kami sangat mengapresiasi inisiatif dari mahasiswa KKN UNNES. Sosialisasi ini sangat bermanfaat karena banyak orang tua yang belum sepenuhnya memahami perbedaan antara PMT penyuluhan dan PMT pemulihan, serta pentingnya protein hewani dalam tumbuh kembang anak. Semoga kegiatan ini bisa membuka wawasan masyarakat,” ungkap Ibu Indah.
Dengan adanya sosialisasi ini, diharapkan orang tua balita di Desa Sangkanjoyo semakin sadar akan pentingnya pemenuhan gizi anak sejak dini. Mahasiswa KKN UNNES berkomitmen untuk terus mendukung program pemerintah dalam menurunkan angka stunting di Indonesia. Sesuai dengan pesan dalam poster, "Anak Sehat, Bangsa Kuat – Semua Berawal dari Asupan yang Tepat".
Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Pusat Pengembangan KKN LPPM UNNES atas kesempatan, arahan, dan dukungan yang telah diberikan kepada kami dalam pelaksanaan program kerja edukasi pencegahan stunting di tengah masyarakat. Melalui giat KKN bertema Ngopeni Jateng, kami merasa bangga dapat turut berkontribusi dalam upaya meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya gizi, kesehatan ibu dan anak, serta pola hidup sehat sejak dini. Semoga semangat UNNES dalam merawat dan membangun Jawa Tengah melalui pengabdian nyata terus berlanjut dan memberikan dampak yang luas dan berkelanjutan. Kami berharap kegiatan ini menjadi langkah awal dari kolaborasi yang lebih besar untuk mewujudkan generasi yang sehat dan bebas stunting.
Bersama UNNES GIAT, Membangun Indonesia dari Desa