Mohon tunggu...
Mohammad Fahd
Mohammad Fahd Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta/Mahasiswa Tingkat Akhir Sastra Arab Universitas Indonesia

Saya memiliki antusiasme yang begitu besar pada segala isu yang berkaitan dengan dunia Arab, dunia Islam, atau seputar perkembangan mengenai dunia Timur Tengah, baik dari segi politik, budaya, dan bahasanya.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Apakah Kaum Perempuan di Oman Semakin Modern ? Simak Penjelasannya!

19 Oktober 2022   17:25 Diperbarui: 22 Oktober 2022   17:51 1655
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Istri Sultan Oman,  Ahad Al-Busaidiyah dan Wakil Menteri Wakil Menteri Oman, DR. Fatima Al-Ajmi (Sumber: Serambinews)

Oman adalah sebuah negara Arab di Asia Barat Daya di pesisir tenggara Jazirah Arab yang  ber-ibukota  di Muscat. Selama satu periode, negara Oman pernah menjadi kekuatan kawasan yang moderat, pernah memiliki kesultanan yang melintasi Selat Hormuz hingga ke Iran, dan wilayah yang kini disebut Pakistan, dan di bagian selatan juga hingga ke Zanzibar di pesisir tenggara wilayah Afrika.

Sejak tahun 1970 dan hingga kini, Oman memiliki begitu banyak perjalanan penting atas perubahan secara bertahap menuju negara yang lebih modern, yang telah diterapkan secara nyata oleh sosok sang Sultan kebanggaan Oman, yaitu Sultan Qaboos Al-Said. 

Sultan Qaboos bin Said al Said adalah pemimpin turun-temurun negara ini, yang merupakan negara dengan sistem “monarki absolut”, dari tahun 1970 hingga kematiannya pada 10 Januari 2020.  

Kini, semenjak Januari 2020 seorang sepupunya, yaitu Haitham bin Thariq, dinobatkan sebagai penguasa baru negara itu. Oman adalah sebuah negara dengan kerajaan monarki mutlak, di mana Sultan Oman menjalankan kewenangan paripurna, meskipun demikian, parlemen memiliki beberapa kekuasaan legislatif dan juga fungsi pengawasan terhadap persoalan-persoalan yang ada di negaranya.

Sebagai salah satu pembangun bangsa juga menuju modernisasi, kontribusi yang cukup banyak yang dapat dilakukan oleh para kaum wanita di Oman ini, ada pada era kepemimpinan Sultan Qaboos Al-Said, yang secara resmi dan sangat terbuka pada dunia kebebasan, dan pengaruh dari wilayah barat, dan bahwasanya juga telah tentang peraturan perundang-undangan, yang mengatur tentang Proyek Strategi Nasional untuk Pembangunan Wanita Oman yang dimulai pada 2001. 

Proyek tersebut adalah sebuah proyek yang merupakan cerminan dari kepercayaan pihak Kesultanan dalam memberdayakan wanita Oman, untuk mendukung, dan memungkinkannya secara sosial untuk berkontribusi pada kemajuan negara Oman itu sendiri.

Berbanding sangat jauh, jika kita bandingkan dengan negara-negara liga Arab seperti Arab Saudi, Yaman, dan Bahrain yang memang notabene sangat terbatas sekali tentang kebebasan dan pemberdayaan pada hak-hak kaum wanita.

Walaupun pada akhir-akhir ini hampir negara-negara di liga Arab semakin mengurangi segala keketatan pada peraturan yang tidak membebaskan hak-hak pemberdayaan kaum perempuan, seperti di Arab Saudi, yang kini mulai perlahan juga terlihat adanya pelonggaran pada sistem peraturan tentang kegiatan yang boleh dilakukan oleh kaum perempuan. Namun jika dibandingkan kembali dengan Oman,  negara Oman yang lebih dahulu dan lebih unggul serta  mengetahui mana batasan-batasan yang baik untuk diberikan dan tidak sepantasnya kepada kaum perempuan , baik itu tentang hak-hak pemberdayaan dalam melakukan aktivitas kesehariannya sebagai warga negara, ataupun dalam hal kebebasan untuk keikutsertaan dalam parlemen, yang juga memiliki hak yang sama dengan para kaum pria, juga tentunya bisa ikut andil dengan baik dalam berkontribusi terhadap negaranya, dan juga pada pemerintahannya.

Kondisi kaum perempuan atau di Oman merujuk kepada "salah satu dari negara-negara termaju di sekitar wilayah teluk Parsi yang menitik beratkan hak kewanitaan", ini karena Kerajaan Oman telah lama menggalakkan pendidikan kepada kaum wanita sejak tahun 1970 lagi. Wanita di Oman bisa dibilang sebagai kaum yang "lebih aktif dan jiwa semangat  yang tinggi" dalam komunitasnya, dibandingkan dengan  negara tetangga atau wilayah lain yang berada di di Semenanjung Arab. 

Wanita Oman telah banyak diberi keistimewaan oleh kerajaan Oman, semenjak kepemimpinan dari Sultan Qaboos Al-Said, misalnya diberikan perlindungan dalam berbagai aspek di antaranya, yaitu melibatkan langsung kaum wanita dalam dunia politik, sosial, hak perlindungan ekonomi, dan perniagaan, ini termasuk untuk tujuan pembangunan Oman ke arah yang lebih modern, dan terbuka atas semua budaya modern, yang berusaha memperjuangkan hak-hak perempuan agar bisa setara dengan kaum pria, dalam hal kebebasan berpikir, kebebasan untuk memiliki profesi, kebebasan untuk berpendidikan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun