Mohon tunggu...
Mohammad Arkham Zulqirom Putra
Mohammad Arkham Zulqirom Putra Mohon Tunggu... Buruh - Saya bekerja sebagai Tenaga Harian Lepas di Dinas Sosial Kab. Tegal

Nama panggilan Arom, manusia biasa.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Hal Nyeleneh yang Diluar Nalar dalam Menjaga Alam

17 September 2023   21:07 Diperbarui: 17 September 2023   21:13 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Konservasi alam adalah menjaga lingkungan biotik atau abiotik tetap seimbang dalam tatanan ekosistem. Isu kerusakan lingkungan sudah marak digaungkan di berbagai penjuru dunia. Memang kondisi alam saat ini terlihat cukup memperihatinkan mengingat populasi manusia yang sangat banyak ditambah teknologi yang semakin canggih tapi justru merusak alam.

Sudah sering kita melihat, mendengar tentang kampanye lingkungan untuk menjaga alam tentang bahaya abrasi, polusi, pemanasan global, dan lain sebagainya. Kerusakan di bumi bisa dibilang cukup memperihatinkan. Penulis pernah mendengar sebuah perumpamaan bumi dalam sebuah cerita, yang lupa cerita lengkapnya.

Kurang lebih menceritakan tentang kondisi Bumi diibaratkan seperti nenek-nenek yang tua rentan memakai perhiasan yang mewah dan indah. Jika diartikan menurut penulis, Bumi indah dengan segala bentang alam, bangunan megah di kota dan lautan yang luas tapi usia Bumi sendiri sudah sangat tua renta dan rapuh.

Organisasi nirlaba yang bergerak dibidang menjaga lingkungan sudah banyak saat ini, Mapala, Sispala, atau individu yang menjadi sosok konservasi lingkungan juga banyak. Pada zaman kerajaan juga sudah ada upaya dalam menjaga hubungan baik antara alam dan manusia yang buktinya tertuang dalam prasasti kuno pada zaman dahulu.

Beberapa upaya dalam menjaga lingkungan agar bisa terus bertahan untuk masa depan yang asri dilakukan dengan beberapa cara. Ada yang tingkat umum, medium, sampai hard. Ada yang mencoba membuang sampah pada tempatnya, ada yang mulai memilah sampah, ada yang mulai mengurangi sampah, ada yang mulai menanam pohon, lalu mulai ada yang memulai gerakan hijau dengan melindungi kawasan lindung atau terancam rusak. 

Lalu beberapa komunitas juga ada yang bersikap ektrem, entah dengan menghentikan truk-truk pembawa oli, meminum air limbah, merusak karya seni dan lain sebagainya. Yah tapi itu kembali pada opini penulis pribadi, mungkin dunia kita sudah berada di dalam kondisi frustasi akan solusi menjaga lingkungan. Dimana kepentingan ekonomi dan kebutuhan hidup saling bertabrakan dengan prinsip menjaga alam.

Akan tetapi, ternyata ada kelompok atau individu yang cukup unik dalam sikapnya menjaga lingkungan. Seperti Bishnoi, sebuah aliran atau sekte agama Hindu di Gurun Thar, Rahajasthan bagian utara negara India. Mereka memandang bahwa manusia dengan hewan ataupun tumbuhan adalah sama sederajat dan harus dicintai dengan sekuat tenaga. Bahkan, saking cintanya mereka berbagi susu ASI dengan hewan Antelop yang menurut kepercayaan mereka adalah reinkarnasi dari nenek moyangnya. Mereka dalam prinsip ajarannya untuk mencintai semua makhluk hidup.

Lalu ada ekoseksual, sebuah tren dimana mereka melakukan hubungan intim dengan bumi, ya anda sekalian tidak salah dengar, mereka melakukan itu dengan cara berguling di tanah atau menciumi tumbuhan atau apapun itu sampai mereka merasa orgasme dengan "lawan main" mereka. Annie M. Sprinkle dan Elizabeth M. Stephen, yang dikenal sebagai profesor sekaligus aktivis lingkungan, adalah pelopor ekoseksualitas. Menurut mereka dengan melakukan itu maka akan timbul rasa melindungi, seperti sepasang kekasih yang saling mencintai tapi ini dengan alam.

Itulah dua contoh kegiatan yang bisa dibilang aneh dalam usaha menjaga lingkungan. Memang setiap individu atau kelompok memiliki caranya sendiri dalam merepresentasikan konservasi lingkungan hidup. Di Indonesia sendiri, juga banyak organisasi, komunitas, kelompok, atau individu yang genjar mengkampanyekan tentang menjaga lingkungan.

Namun, sependek yang penulis tahu lebih dominan tentang tindakan represif aparat penegak hukum kepada masa yang ber demo. Masyarakat Indonesia lebih sering terjegal dalam upayanya menyuarakan pendapat, jangankan melakukan hal yang nyeleneh, sekedar berorasi saja sudah banyak intimidasi yang terjadi. Meskipun di Indonesia mengatur kebebasan pendapat tapi realitanya tidak demikian.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun