Baru baru ini jagat media sosial diramaikan oleh munculnya tokoh Ir. Jendral Wito. Ia adalah seorang tokoh pahlawan yang cukup dihormati. Fotonya diprint, dicetak, hingga dibuat banner dan dipajang di mana mana diantaranya di kelas, di depan rumah hingga di belakang muatan truk.
Semua warga masyarakat terlihat antusias dengan menunjukan sikap hormat kepada tokoh pahlawan tersebut. Fenomena yang unik ini telah menjadi viral dan sering keluar di beranda media sosial milik kita seperti Instagram dan Tiktok. Melihat kesimpulan dari beberapa komentar warganet tentang Ir Jendral Wito, ia adalah pahlawan yang selamat dari tragedi perang. Ada yang mengatakan la merupakan salah satu saksi yang selamat dari peristiwa G30S/PKI.
Eitss... jangan keburu salah paham dulu akan penyematan nama pahlawan ini. Tokoh ini merupakan tokoh fiktif. Bukan tokoh historis yang benar benar ada. Disisi lain, jika kita cermati memang kemunculan tokoh pahlawan fiktif ini berbarengan dengan maraknya pengibaran bendera Jolly Roger dari One Piece yang digunakan masyarakat sebagai simbol ekspresi kritik dan protes. Kira kira ada apa gerangan hingga masyarakat menciptakan tokoh fiktif ini?
Siapa Sebenarnya Ir. Jendral Wito
Ir. Jendral Wito merupakan tokoh fiktif yang sengaja dibuat oleh para penggemar dari seorang konten kreator yang bernama Raden Sam Pitak atau biasa dipanggil Wito. Ia adalah seorang sopir antar kota yang aktif membagikan cerita kesehariannya melalui tiktok ataupun instagram. Gayanya yang ceplas ceplos, unik dan penuh tawa inilah yang menjadikan magnet tersendiri bagi para warganet.
Wito selalu tampil dengan ciri khasnya yang tidak dimiliki oleh konten kreator yang lain. Dengan backsound yang khas, kata kata andalan seperti "salam seez", "Nyeni Nyenuk", "Sentolop", "Rombongan Nyeni", dll. Ini yang mampu menjadi karakter khas dari Wito atau Raden Sam Pitak.
Para penggemar Wito mulai mengkreasikan gambar wajah Wito menjadi seorang yang terlihat heroik seperti pahlawan. Terlihat jika foto tersebut merupakan hasil olah dari AI lengkap mulai dari seragam, pangkat yang terpampang di dada dan menggunakan baret miring seolah olah merupakan pahlawan nyata.
Bukti Krisis Kepercayaan Terhadap Tokoh Pemimpin
Lahirnya tokoh fiktif ini bukan hanya terlihat sebagai humor semata. Tapi jika kita lihat dalam sisi sosial budaya, ini merupakan bentuk kerinduan publik terhadap sosok tokoh pemimpin yang seharusnya yang memiliki sikap yang baik, jujur, merakyat, sederhana dan mewakili suara rakyat kecil.
Kenyataanya sekarang, para tokoh pemimpin lebih menunjukan sikap yang sangat formal sehingga tidak mampu menyentuh keseharian masyarakat. Aspirasi rakyat kecil tidak lagi mampu tertampung dan membuat kepercayaan terhadap pemimpin resmi menjadi menurun.