Mohon tunggu...
Mohamad Syafrudin
Mohamad Syafrudin Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya sekedar berbagi cerita ..........

Maaf dari dulu masih belajar bikin tulisan.......

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

3 Kali Tertipu Latihan Denjaka (Part-1)

2 Mei 2021   09:55 Diperbarui: 2 Mei 2021   10:12 16054
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi serbuan prajurit selam tempur Denjaka On Board melalui dinding kapal (Foto: Dispen Kormar) 

Usai pemerintah menetapkan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sebagai teroris/ separatis bersenjata, muncul beberapa kabar dikirimnya satuan-satuan anti teror TNI-Polri ke Papua salah satunya adalah Detasemen Jalamangkara (Denjaka).

Kabar ini mulai ramai di Twitter dan sempat menjadikan trending topic. Kabar pengiriman pasukan khusus ini ditepis oleh Komandan Korps Marinir bahwa tidak ada berita itu. "Pergerakan Denjaka pasti tidak pernah disampaikan mau ke mana, di mana. Tidak pernah ada informasi, kalau diinformasikan berarti hoax " demikian ditambahkan Kadispenal Laksamana Pertama TNI Julius Widjojono .

Terlepas dari berita tersebut, penulis teringat dengan prajurit yang menghuni Kesatrian Marinir Artur Solang, Cilandak Jakarta ini. Ada secuil kisah menarik saat mengikuti latihan operasi khusus mereka di lapangan. Setidaknya ada tiga cerita menarik yang penulis alami dengan mereka.

Selama beberapa kali mengikuti mereka di dalam maupun di luar satuan, hanya satu kata yang tepat, salut dan angkat topi untuk mereka! Keseharian mereka adalah pertama yang ingin penulis acungi jempol. Meskipun berlabel prajurit khusus, dalam keseharian mereka tetap seperti prajurit pada umumnya.

Mereka selalu rendah hati dan cukup ramah kepada siapa pun. Mereka pun terkenal solid. Dalam pandangan penulis, pangkat bagi mereka hanya tempelan yang digunakan saat rantai komando berputar, selebihnya mereka adalah teman dan saudara seperjuangan dalam suka maupun duka.

Berikut sedikit pengalaman penulis dengan mereka.

"Tertipu di Kapal Tanker Raksasa"

Saat itu di penghujung tahun 1999, sebuah instalasi minyak pertamina berupa kapal tanker raksasa yang berada di kepulauan seribu dikuasai oleh sekelompok teroris. Para teroris menuntut pembebasan para Napi teroris yang saat itu ditahan pemerintah Indonesia.

Kabar ini selanjutnya ditindaklanjuti oleh Pemerintah. Panglima TNI perintahkan Kasal untuk menyiapkan pasukan Denjaka. Perintah ini diteruskan kepada Komandan Korps Marinir untuk segera menyiapkan pasukan Denjaka. Perintah pemberangkatan menunggu berita.

Selama proses penyiapan, negosiasi antara pemerintah dan teroris berjalan, namun akhirnya menemui jalan buntu. Panglima TNI pun segera mengeluarkan perintah, laksanakan penindakan dengan operasi khusus anti teror, kerahkan Denjaka!

Untuk misi melumpuhkan teroris di kapal tanker ini, Denjaka mengerahkan tiga tim serbu, yakni tim Charlie yang akan melakukan penyerbuan dengan terjun tempur dari udara, Tim Bravo dengan selam tempur dari bawah permukaan air dan tim Alfa dari atas permukaan menggunakan Sea Rider. Karena ini sekedar latihan, tim serbuan masuk dan menyelesaikan sasaran secara bergantian dimulai dari udara, bawah air dan atas permukaan.

Pada hari H dan jam J, Komandan Korps Marinir serta beberapa pejabat utama Korps Marinir termasuk tim Pengawas dan Pengendalian Latihan (Wasdal) serta Komandan Denjaka saat itu Letkol Marinir RM Trusono (Pensiun Letjen TNI Marinir, mantan Dansesko TNI) sudah berdiri menunggu di atas geladak tanker raksasa yang nongkrong di perairan Kepulauan Seribu ini.

Pukul 05.00 WIB, terdengar sayup-sayup dari HT tim penilai, "Charlie Demak Zulu!!" Maksudnya tim serbu dari langit sudah keluar dari pesawat di titik Drop Zone (DZ). Seluruh pandangan mata pun dialihkan ke langit.

Tapi langit saat itu cukup gelap karena tertutup mendung, tidak ada pergerakan sama sekali. Hanya sayup-sayup terdengar suara dengungan pesawat yang lama-lama hilang terbawa angin.

"Lihat arah jam sembilan!" teriak seseorang di atas geladak. Pandangan mata pun dialihkan ke posisi jam sembilan. Betul juga dari posisi ini terlihat beberapa titik kedipan lampu di atas langit. Ternyata karena kali ini porsinya latihan, setiap peterjun tempur Denjaka dibekali dengan flash kecil yang diikat di kaki masing-masing peterjun.

Melihat para pasukan ini bergelayutan di bawah parasutnya dalam situasi gelap dan angin kecang saat itu, penulis berpikir, bagaimana mereka bisa mendarat dengan baik. Di tempat kami berdiri saat itu yang menjadi titik pendaratan peterjun atau area Landing Zone (LZ) hanya tersedia tempat aman yang tidak terhalang kurang lebih seluas 10 meter kali 3 meter. Bantuan di LZ ini pun hanya sebuah lampu Sign besar warna merah yang ditaruh tepat di tengah-tengah area yang kosong.

Kekhawatiran penulis ternyata kurang beralasan, bagi para prajurit khusus Denjaka ini tempat sesempit apa pun meski dalam situasi gelap bisa mereka darati dengan baik, luar biasa!. Akhirnya dengan meninggalkan suara yang ditimbulkan dari parasutnya, werrr...werrr....satu .... dua...tiga ..... empat ....... Peterjun mendarat dengan mulus secara bergantian di atas geladak.

Karena LZ yang sempit, usai mendarat, para peterjun ini segera menarik parasutnya ke sisi geladak yang aman untuk memberi kesempatan rekannya agar bisa mendarat dengan baik di atas geladak.

Memasuki peterjun keenam, ternyata ada sedikit kendala. Angin yang kencang dan LZ yang penuh karena baru saja didarati peterjun keempat dan kelima membuat sedikit perubahan pada awalan pendaratannya. Peterjun keenam ini membelokkan arah pendaratnnya di sisi kiri lambung kapal.

Dari lambung kanan kapal, penulis berlari untuk melihatnya. Byur!!! Peterjun ini mendarat di air laut yang dingin. Sesaat ia tidak kelihatan, tenggelam, meninggalkan buih putih air laut. Sesaat kemudian ia muncul ke permukaan, memberi tanda "save" dengan jempol jari kanannya sebagai penanda aman. Perahu Karet (PK)  yang berisi tim SAR yang ternyata sudah standby di sekitar kapal segera mendatanginya untuk kemudian mengangkatnya ke atas PK.

Total ada delapan peterjun, tujuh mendarat dengan mulus di area sempit di geladak kapal. Satu mendarat di hamparan air laut dingin dengan sebuah pertimbangan yang tepat, mengutamakan faktor keamanan untuk diri sendiri dan juga rekannyya.

Usai happy Landing di atas geladak, para prajurit ini segera melakukan serbuan ke dalam kapal, sasaran mereka adalah anjungan kapal yang diskenariokan telah dikuasai teroris. Secara berturut-turut dengan gerakan taktis khas prajurit anti teror, tujuh orang ini segera mendekati sasaran. Dor-dor-dor-dor!!! Terdengar beberapa kali tembakan dari senapan mesin Heckler & Koch MP5 yang saat  itu mereka bawa dalam serbuan. Dalam hitungan menit setelah terjadi kontak tembak, anjungan berhasil dikuasai prajurit Denjaka.

Usai melihat penyelesaian sasaran di anjungan, para pejabat dan penulis kembali ke geladak kapal. Kali ini akan melihat secara langsung bagaimana tim serbu Denjaka melakukan infiltrasi dari bawah air dengan selam tempur. Cuaca kini lebih bersahabat, mendung mulai memudar, pergerakan air lalu di sekitar kapal masih bisa terlihat walaupun masih samar-samar

Informasi valid yang diterima dan sesuai skenario yang ada, satu tim serbu bawah air Denjaka dengan selam tempur, akan melakukan infiltrasi melalui dinding kapal di lambung kanan. Penulis dan pejabat pun menunggau di sisi ini. Mereka akan on board dengan menggunakan alat kait bertali yang bisa ditembakkan secara otomatis untuk menjangkau dinding atas kapal. Setelah itu satu orang prajurit akan naik mendahului dengan tali ini yang selanjutnya setelah berhasil naik di atas kapal ia akan menurunkan tangga khusus untuk menaikkan rekan-rekannya yang lain.

Satu menit, dua dan tiga menit berlalu. Komandan Korps Marinir dan pejabat lain masih menunggu dengan sabar di sisi lambung kanan kapal. Semua mata ditujukkan ke dinding lambung kanan kapal, belum ada pergerakan di air. Memasuki menit kesepuluh, seorang pejabat berteriak, " Coba lihat itu, tepat di jam sepuluh!"

Semua mata dipalingkan ke arah jam sepuluh. Tidak ada apa-apa, hanya hamparan air laut yang saat itu ombaknya cukup kencang. Ups! Tapi bila diperhatikan dengan seksama di jarak sekitar 10 meter, ternyata mulai ada pergerakan. Beberapa penyelam terlihat dengan samar-sama sedang menyelam secara berdekatan dan berkelompok. Mereka sepertinya sengaja sedikit naik ke permukaan sehingga meninggalkan buih-buih di laut.

Ketika mereka berada di jarak sekitar 5 meter dari dinding kapal, pergerakan para penyelam tempur ini lebih tampak kelihatan dari atas geladak kapal. Mereka membawa alat selam lengkap plus masing-masing orang membekal senapan mesin Heckler & Koch MP5.  Dari delapan orang tim selam tempur, saat itu yang terlihat hanya empat orang, sisanya belum terlihat. Mereka ini menyelam menyusuri dinding kapal hingga kemudian tidak terlihat lagi, menghilang terbawa arus kencang.

Usai tim selam ini hilang ditelan ombak yang selalu menabrak dinding-dinding kapal, pandangan mata semua orang tetap dialihkan ke dinding di lambung kanan kapal. Lima menit berlalu, tidak ada pergerakan sama sekali. Momen unik yang ditunggu saat alat kait dilontarkan dan mengait pagar di dinding kapal maupun saat pasukan naik satu-satu melalui tangga khusus di dinding kapal, benar-benar belum terlihat.

Komandan Korps Marinir terlihat berkomunikasi dengan Komandan Denjaka, mungkin sedang bertanya, " Mana pasukan bawah air, kok belum naik-naik!!". Entah sengaja atau tidak, mimik muka Komandan Denjaka saat terlihat ikut bingung, pasukan yang ditunggu belum muncul.

Memasuki menit sepuluh, ketika semua orang sedang mereka-reka kapan melihat pasukan bawah air melakukan serbuan, tiba-tiba terdengar bunyi tembakan dari buritan kapal, dor-dor-dor!!! Sontak semua mata beralih ke buritan kapal.

Apa yang terlihat?!!! Delapan orang prajurit Denjaka ternyata sudah naik di atas kapal. Dengan tubuh basah dibalut pakaian selam yang butiran airnya masih menetes, mereka datang dari buritan kapal secara berbarengan. Suara tembakan yang dikeluarkan dari laras moncong senjata yang mereka pegang adalah tembakan untuk dua orang musuh yang menghadang mereka di atas geladak.

Setelah menghabisi musuh yang menghadang ini, prajurit selam tempur Denjaka ini selanjutnya masuk ke kapal. Sasaran utama mereka adalah melumpuhkan musuh yang telah menguasai kamar mesin kapal.

Penulis yang juga ikut terlambat mengabadikan momen serbuan ini akhirnya hanya mendengar kembali suara dor-dor-dor!! Dari ruang mesin yang terletak di bawah dek kapal. Selanjutnya sepi. Dari HT hanya terdengar," Tim Bravo Clear!!!"

Usai penyelesaian sasaran dari Tim Bravo yang di luar dugaan ini, penulis dan para pejabat yang penasaran akhirnya mendapat penjelasan langsung dari Komandan Denjaka dan Komandan Tim Bravo. Dantim Bravo melaporkan terjadi perubahan skenario serbuan.

Karena arus di bawah laut cukup kencang dan tidak memungkinkan untuk melaksanakan serbuan sesuai Cara Bertindak (CB) Satu di mana pasukan akan on board melalui dinding kapal, maka untuk tetap menjaga kerahasiaan dan unsur dadakannya tetap terjaga timnya menggunakan CB kedua on board melalui buritan kapal.

Buritan kapal? Dengan teknik apa mereka on board kapal. Dengan rasa penasaran kami melihat secara langsung situasi buritan kapal. Oh My God! Ternyata di buritan kapal ini terlihat sebuah baling-baling raksasa dengan diameter lebih dari dua meter. Dan dari sinilah mereka menaiki kapal, memanjat naik di antara baling-baling, bergelantungan dengan mengandalkan fisik mereka, menelusuri rangkaian tiang pelindung baling-baling hingga tiba di dek bawah yang selanjutnya muncul di atas geladak.

Komandan Korps Marinir dan para pejabat yang hadir saat itu hanya bisa geleng-geleng kepala. Pantesan kita semua tertipu!

(Selanjutnya untuk Tim Alfa yaitu tim tempur Denjaka yang melakukan infiltrasi serbuan melalui atas permukaan dengan menggunakan sea rider, skenario berjalan sebagaimana mestinya mereka berhasil menaiki dinding kapal dengan baik dan cepat untuk selanjutnya menyelesaikan sasaran musuh di kabin kapal). Mau Lihat cerita Bang Jangkau lainnya silahkan mampir di jangkauan.com.

Bang Jangkau (M. Syafrudin).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun