Semarang -- Di era disrupsi digital, ketika bisnis bergerak secepat arus data, muncul sosok muda yang membuktikan bahwa generasi baru mampu menjadi jembatan antara teori dan praktik nyata industri.Dialah Mohammad Nabil Kurnianto, mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro (FEB UNDIP), yang tak hanya cerdas di ruang kuliah, tetapi juga visioner dalam dunia kerja dan inovasi bisnis.
Sejak awal perkuliahan, Nabil dikenal aktif dan haus pengalaman. Ia terlibat dalam organisasi, kepanitiaan, hingga program magang di PT Dewa Salju Nusantara, perusahaan bonafid di bidang cold storage dan sistem pendingin modern. Di sanalah, langkah inovatifnya dimulai.
Mengubah Tantangan Magang Menjadi Inovasi Nyata
Selama menjalani magang, Nabil tak hanya menjalankan tugas administratif dan operasional, tetapi juga menciptakan gagasan digitalisasi audit internal --- sebuah ide yang menjawab tantangan efisiensi dan transparansi dalam bisnis modern.
Ia mengusulkan transformasi dari sistem audit manual menuju audit berbasis digital (Digital Internal Audit System) yang mampu menganalisis data secara otomatis, mempercepat proses audit, dan meningkatkan akurasi pengambilan keputusan.
Langkah ini bukan hanya sekadar tugas magang, tapi solusi nyata yang berpotensi mengubah cara perusahaan bekerja.
PT Dewa Salju Nusantara sendiri merupakan perusahaan inovatif yang bergerak di bidang pembuatan, penyewaan, dan pemasangan cold storage serta berbagai unit pendingin seperti Freezer, Chiller, Walk-in Freezer, Clean Room, dan Air Blast Freezer (ABF).
Meski berdiri sejak 2020, perusahaan ini telah tumbuh pesat dengan kemitraan strategis bersama Tiga Mawar Sejati, Panda Farm, Viva Dahlia, dan Fishlog. Dengan tim muda milenial dan teknologi modern berbasis digitalisasi, Dewa Salju Nusantara hadir sebagai simbol kemajuan industri cold storage Indonesia --- menjaga mutu pangan, farmasi, dan produk segar nasional.
Mengintegrasikan Ilmu, Teknologi, dan Pasar Digital
Tak berhenti di situ, Nabil juga mendalami riset tentang perdagangan elektronik bisnis ke bisnis (E-Commerce B2B) --- sebuah sistem digital yang merevolusi interaksi antara produsen, pemasok, dan pelanggan.
Baginya, teknologi bukan hanya alat, tetapi strategi efisiensi dan keunggulan kompetitif.
Dengan mengintegrasikan AI, big data, dan CRM systems, ia menjelaskan bahwa e-commerce B2B mampu menciptakan pasar yang lebih transparan, cepat, dan hemat biaya --- persis seperti semangat digitalisasi yang ia terapkan di dunia kerja.
"Magang bukan sekadar belajar bekerja, tapi kesempatan untuk memberi nilai tambah. Ketika ide kecil bisa mempermudah sistem besar, di situlah esensi kontribusi mahasiswa bagi industri," ujar Nabil.
Kolaborasi Nyata Dunia Kampus dan Industri
Apa yang dilakukan Nabil adalah representasi sinergi antara pendidikan tinggi, riset, dan dunia industri. Dari kampus ia membawa teori manajemen dan inovasi digital; di industri ia menanamkan nilai efisiensi dan keberlanjutan.
Kombinasi ini menciptakan ekosistem pembelajaran yang hidup --- di mana mahasiswa bukan hanya penerima ilmu, tetapi juga pencipta solusi.
Kini, pengalaman magang dan risetnya menjadi fondasi kuat bagi Nabil untuk terus menapaki jalur profesionalnya. Ia telah membuktikan bahwa inovasi tak menunggu gelar, tapi dimulai dari keberanian untuk mencoba dan berpikir berbeda.
Dari ruang kuliah FEB UNDIP hingga ruang dingin cold storage, dari teori e-commerce hingga praktik digitalisasi audit, Mohammad Nabil Kurnianto menegaskan satu hal:
"Generasi muda bukan hanya masa depan industri --- kami adalah penggerak transformasi hari ini."
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI