Mohon tunggu...
Moh Ali
Moh Ali Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pasca Sarjana Universitas Airlangga Surabaya

Nakal Tapi Masuk Akal Liar Asal Tidak Melanggar

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Kiprah 58 Tahun IMM dalam Merajut Kebangsaan

14 Maret 2022   00:00 Diperbarui: 14 Maret 2022   00:08 1087
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang sejatinya lahir dari rahim Muhammadiyah memiliki ciri khas dan seni pergerakan yang mampu mewarnai perjalanan bangsa dan tanah air yang terdiri dari beraneka  ragam suku, budaya, bahasa, dan agama. Hal ini ditandai dengan partisipasi gerakan dalam segala hal, mulai dari keterlibatan dalam menghadapi problematika bangsa yang besar seperti kemiskinan, keterbelakangan pendidikan, dan Gerakan yang mengganggu stabilitas Negara seperti Gerakan G 30 S PKI. Selain itu, warna IMM memiliki makna sebagai simbol penolakan dan penegasan terhadap gerakan separatisme alias kelompok yang melenceng dari cita-cita kemerdekaan Indonesia kala itu.

Sedari awal berdiri yaitu 14 Maret 1964 sampai hari ini IMM tetap hadir ditengah keadaan yang sulit demi menjalankan fungsi intelektual dalam mengawal kebangsaan. Lalu, apakah di umur IMM yang ke-58 Tahun ini kita sebagai kader sudah berpuas diri dengan kondisi bangsa yang saat ini sudah memasuki babak baru? atau bisa dibilang dunia dalam tatanan baru (read: lord Rangga). Salah satu akademisi Rocky Gerung memaparkan bahwa gerakan mahasiswa itu gerakan intelektual, gerakan pikiran, dan itu sudah dibuktikan IMM. DNA Mahasiswa itu kritis, tak ada satu kekuatan pun yang bisa menghentikan pikiran kritis Mahasiswa. Karena tugas mahasiswa mengkritik sikap ekskapisme.

Sejalan dengan itu, melihat polemik yang terjadi sekarang ini tentu menjadi catatan penting bagi kader IMM agar berperan aktif untuk tetap kritis, solutif, dan kontributif. Pemuda dengan julukan "The Power of Young" juga bisa membumikan gagasan yang bisa ditawarkan guna menorehkan tinta emas dalam membangun peradaban. Jadi, mari kita tegaskan bersama bagaimana peran IMM ini tetap sesuai dengan Nilai Trikompetensi Dasar IMM dalam aktualisasi kebangsaan dan Kebhinnekaan. Sehingga nilai Spiritual dan Religiusitas itu mampu diaplikasikan dalam moderasi dan menghindari pikiran stagnan dalam beragama, termasuk pada saat menghadapi problematika berbangsa dan bernegara.

IMM juga diharapkan mampu mempelopori dalam memartabatkan manusia sebagai hamba Allah melampaui ego, suku, ras, serta agama. IMM beramaliah ilmiah dalam menyikapi perbedaan dan kebijaksanaan akan hadir ketika IMM mampu menyentuh seluruh kalangan dengan cara-cara yang beradab.

Menguatkan Kemandirian

Menurut saya, dengan tema "Memperkuat Kemandirian" dalam Dies IMM yang ke-58 kali ini memang memiliki makna dan filosofi yang sangat baik, walaupun pada dasarnya masih belum ada contoh aksi nyata dalam konteks kemandirian yang dimaksud dalam gerakan dan sikap yang harus dibuktikan dengan hasil yang sangat maksimal. Penguatan kemandirian ini akan menjadi PR bersama bagi kita sebagai kader yang sejatinya sudah disiapkan dalam situasi apapun, optimisme ini perlu kita tanamkan dan didukung bersama. Namun, yang menjadi tanda tanya besar kita hari ini adalah kemandirian yang seperti apa? Sebab sampai hari ini masih jauh dari kata mandiri terlebih dalam kemandirian secara ekonomi (Intelektual-eterpeneur). Meskipun IMM dalam Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) terutamanya, memiliki alokasi pendanaan operasional setiap periode pimpinan. Namun, secara realitis pendanaan tersebut masih jauh dari kata mapan bagi organisasi IMM dalam menjalankan ekspansi dakwah tajdid skala internal maupun eksternal IMM.

Memang dalam muktamar IMM Malang pernah disinggung perihal rekomendasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah yang menjadi salah satu keputusan dalam Muktamar IMM ke XVIII di Malang yang dijelaskan dalam point yang mengulas internal IMM yakni: "Mendesak pimpinan IMM disetiap tingkatan untuk mengembangkan BUMI (Badan Usaha Milik Ikatan)". Dan terbukti memang ada sebagian daerah dan cabang yang sudah menfokuskan pada Badan Usaha Milik Ikatan (BUMI) Seperti di PK IMM Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang, BUMI IMM Salman Al-Farisi FEB Universitas Trunojoyo Mandura, BUMI PC IMM Banyumas, BUMI PC IMM Kota Semarang, BUMI PC IMM Jakarta Selatan, BUMI PC IMM Kota Makassar, dan lain sebagainya. Akan tetapi apakah ini sudah menjawab dan menjadi solusi bagi ikatan? Apakah pengelolaannya sudah maksimal?

Hal ini tentu perlu ditinjau ulang akan manajemen dari seluruh aspek perkaderan yang ada sehingga kesiapan dari kader-kader ini benar-benar maksimal. Memang Bidang Ekonomi dan Kewirausahaan mengarah pada pengembangan kemampuan kader dalam berwirausaha, yang harapannya nanti kader secara mandiri dan bisa memiliki kemandirian sejak awal serta mempunyai bekal pengalaman berwirausaha selepas purna mengemban amanah dalam IMM. Tetapi, jika tidak disertai dengan pengelolaan SDM dan manajemen yang baik. Maka, tentu itu akan menjadi sebuah problematika baru bagi ikatan.

Ditambah dengan banyaknya kader yang masih bingung bagaimana menentukan titik fokus dalam melihat problematika kehidupan yang mulai berubah seiring dengan akselerasi teknologi informasi dalam kehidupan kita saat ini. Etos dinamisnya kader IMM itu solutif, dan gelisah mencari penyelesaian dalam problematika keummatan. Hal tersebut, salah satu realisasi dari tri kompetensi dasar IMM dalam artian mampu berguna bagi lingkungan sekitar, dalam catatan penting bahwa kader IMM antitesis terhadap gelar manusia satu dimensi.

Kesadaran dari sebuah Organisasi Intelektual terhadap penguatan kemandirian memang sangat perlu, baik itu dari gerakan maupun sikap, terlebih Kompleksitas permasalahan IMM saat ini dan ke depan akan selalu berbeda dengan kondisi IMM saat pertama kali didirikan. Tradisi keilmuan yang dibangun oleh Founding Father IMM saat itu seharusnya menjadikan bahan refleksi kita hari ini untuk tetap menfokuskan gerakan dan tujuan yang sesuai dengan cita-cita awal IMM. Bukan hanya mengkalimkan sebuah narasi yang akan dikultuskan oleh kalangan kader grassroot IMM nantinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun