Oleh: Moh Afif Sholeh
Di sebuah Kampung Badut, ada seorang anak yatim piatu yang bernama Jhony, ia hidup bersama neneknya yang sudah lanjut usia, namun masih bisa beraktifitas seperti biasa. Si Jhony termasuk anak yang taat kepada neneknya, selalu membantunya mencari kayu bakar untuk dijual ke pasar. Disamping itu, seminggu dua kalia pertemuan ia bergabung dengan Padepokan Silat “Kucing Hitam”, di sana ia belajar ilmu agama serta belajar ilmu bela diri. Kedekatan dengan pelatih merangkap sebagai ketuanya menjadikannya dikenal oleh banyak anggota.
“Jhony, kelak kalau aku sudah tidak ada, kamu harus siap menggantikan posisiku sebagai pelatih di tempat ini.” Tutur Sang Pelatih.
“Iya Guru, mudah mudahan saya mampu memegang amanat ini.” Jawab Jhony.
Setelah beberapa minggu pelatih silat Jhony terkena penyakit Jantung, lalu dibawa ke rumah sakit. Dan yang mengagetkan adalah pelatihnya meninggal sebelum sampai di sana, karena memang jarak kampung dan rumah sakit terlalu jauh. Akhirnya jenazah dibawa pulang untuk dikebumikan.
Kabar berita meninggalnya Pelatih dan Ketua Silat “Kucing Hitam” memberi angin segar bagi Geng Kelelawar yang sering meneror warga, serta tak segan menyakiti korbannya. Geng ini tidak berani muncul karena dikalahkan oleh pelatih Padepokan Silat “Kucing Hitam”. Lebih lebih setelah ditinggal Ketuanya, sudah tidak ada aktifitas lagi disana, karena si Jhony yang telah diamanati mengurus padepokan itu, sibuk mengurus neneknya yang sering sakit sakitan serta sudah tidak mampu berjalan lagi.
Perlakuan Geng Kelelawar hari demi hari sudah kelewat batas, mereka sudah berani memperkosa gadis gadis desa, serta merampas harta benda. Kemarahan Jhony meledak ketika gadis pujaannya di culik oleh mereka. Akhirnya si Jhony meminta izin neneknya untuk menangani masalah ini.
“Nek, saya minta izin untuk menangani ancaman yang dilakukan Geng Kelelawar, mereka sudah melewati batas.” Tutur si Jhony.
“Iya, hati hati, semoga berhasil mengalahkan geng itu, Nenek Cuma berpesan agar kamu menjadi orang baik, rendah hati, walau kamu pandai ilmu bela diri.” Pesan sang Nenek.
“Siap, Nek, saya akan selalu ingat pesan Nenek.” Tutur Jhoni sambil mencium tangan Neneknya.