Mohon tunggu...
Moh afif Sholeh
Moh afif Sholeh Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis

Pegiat literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Hanya Retorika, Bukan Janji

5 November 2017   17:57 Diperbarui: 5 November 2017   18:03 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pasar malam menjamur dimana-mana, begitu juga pedagangnya. Paino salah satu penjual jamu tradisional seringkali menjajakan dagangannya, kebetulan sedang sakit,  ia menyuruh temannya yang bernama Joki untuk menggantikannya,  padahal ia tak paham akan macam-macam jamu. Dengan rasa percaya diri yang tinggi, ia berani berjualan. 

"Hayo,  dicoba... dicoba,  yang sakit jantung, bisa untung karena cepat sembuh,  yang sakit dada akan cepat reda,  yang sakit pinggang akan cepat hilang, "tuturnya sambil berapi-api. 

Tukiyem salah satu calon pembeli bertanya:

"Mas, sampeyan sudah pernah mencoba jamunya sendirikah? "pertanyaan menusuk seperti halilintar yang sedang menyambarnya.

Joki hanya terdiam saja, sambil menjawab:"kalau sampeyan tak percaya ya cobain saja,  saya kasih gratis pokoknya. 

Tukiyem semakin penasaran, dan tertantang karena di kasih gratis untuk mencobanya, ia tergiur retorikanya joki. Setelah jamu dibuatkan untuk tukiyem,  ia langsung meminumnya. Di saat tukiyem minum jamu buatannya,  spontan keluar ucapan dari Joki:

"Saya tidak janji bisa sembuh, karena saya belum pernah mencobanya," sambil menggaruk kepala. 

Sontak tukiyem menyemburkan jamu tadi ke muka Joki,  sambil berkata: " kurang ajar sampeyan, telah menipuku,  kau buat aku kelinci percobaanmu, awas nanti kalau ada sesuatu,  saya akan lapor ke kepolisian. "ancamnya. 

Sesaat kemudian,  Joki segera merapikan jamunya,  karena khawatir terjadi sesuatu yang tak diinginkan,  ia langsung pulang terburu-buru karena ketakutan. Ia menyesal karena tak paham jamu,  malah berani jualan.

Oleh: Moh arif sholeh

Lorong Hangat,  5/11/2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun