Mohon tunggu...
Moh Badar Risqullah
Moh Badar Risqullah Mohon Tunggu... Jurnalis - Pencari Fakta Dunia. Wkwkwk

Tak punya jam tetap. #You'llNeverWalkAlone

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sumo Gambar, Pensiunan TNI yang Masih Aktif Melukis

14 Maret 2019   17:05 Diperbarui: 14 Maret 2019   17:24 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu demi waktu terus berjalan. Tanpa hadirnya seorang guru, dia terus mengasah kemampuannya dalam melukis. Entah itu melihat karya orang lain maupun mencoba-coba dalam melukis. Meski berbagai kesalahan selalu dia alami. "Saya otodidak. Caranya sih melihat karya orang lain, kemudian ditiru," ucapnya.

Setelah melalui proses yang panjang, berbagai karya lukisan sudah dia hasilkan. Bahkan, dua lukisannya pernah dibeli Presiden B.J. Habibie seharga Rp 3 juta. Saat itu, dia diundang untuk pameran di Jakarta. "Kalau ndak salah tahun 1999. Saya lupa lukisannya itu seperti apa, sudah lama," ungkapnya sambil menunjukkan foto dirinya dengan Habibie saat itu.

Meski mendapatkan perhatian itu, tak lantas membuat dia berbesar hati. Dia tetap belajar dan terus belajar tentang semua lukisan. Kemudian, suatu ketika dia memilih genre surealis. "Ternyata, dalam genre ini saya menemukan semua apa yang dialami dan dirasakan bisa saya ungkapkan dalam lukisan," tuturnya.

Tak hanya dirinya, bakat seninya itu ternyata juga menurun kepada keempat anaknya. Yakni, ketiga anaknya bisa melukis dan satu anaknya merupakan penulis. Meski saat ini semua anaknya masih mempunyai profesi lain di luar dua bidang itu. "Ada yang ikut suaminya. Ada yang kerja di hotel dan pabrik kue," ungkapnya. Dari keempat anaknya pun, darah seninya itu ternyata juga mengalir kepada cucu-cucunya.

Di balik semua itu, dia juga tidak memaksakan kepada anak-anaknya untuk mengikuti jejaknya. Dia hanya berpesan kepada anak-anaknya untuk menjadi muslim dan muslimah yang baik. "Ndak saya wajibkan mengikuti jejak saya ini. Biarkan mereka memilih sendiri keputusannya," jelasnya.
Di masa tuanya saat ini, dia lebih mengabdikan hidupnya kepada dunia kesenian di Kota Malang. Salah satunya dengan terus merawat tempat kesenian yang selama ini dia tempati. "Biasanya saya nyapu atau bersih-bersih di sini. Ya, sebagai bentuk pengabdian saya pada tempat yang telah merawat saya," imbuhnya.

Jadi, dalam kesehariannya, dia hanya disibukkan dengan melukis dan membersihkan DKM. Jadi, dalam hal kebutuhan sehari-hari dia memperoleh keuntungan dari lukisan yang dibeli orang. Tapi, tak sepenuhnya dia bergantung pada hasil lukisannya. "Kan tidak selalu ada yang beli. Kalau ada, ya bersyukur. Tapi, hasilnya saya berikan kepada keluarga dan sisanya buat beli peralatan melukis seperti cat serta kuas," tuturnya.
Meski bergantung pada lukisan yang lakunya tak menentu, dia merasa tidak pernah mengalami kekurangan dalam hal rezeki. Meski tidak setiap hari, dia hanya yakin jika rezeki itu sudah ada yang mengaturnya. Jadi, tidak perlu repot dan bingung dengan rezeki. "Ada saja jalannya. Tapi tetap, semua itu wajib disyukuri," ucapnya.


Tak hanya itu, salah satu prinsip hidup yang selalu dia pegang adalah dengan tidak pernah lupa mengerjakan salat lima waktu. Setiap salat, dia selalu menyempatkan untuk salat sunah. Memupuk rasa sabar, jujur, dan ikhlas dalam menjalani kehidupan juga menjadi salah satu prinsipnya. "Intinya itu, ketika kita dekat dengan Allah. Maka Allah akan dekat dengan kita. Kalau kita jauh, maka Allah akan jauh dengan kita," pungkasnya.

MOH. BADAR RISQULLAH

Source: radarmalang.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun