Penyelenggaraan tahlilan memiliki banyak dampak positif terhadap peningkatan solidaritas sosial kemasyarakatan. antara lain adalah menjalin silaturrahim antar warga yang kemungkinan besar di dalam hari-hari biasa (selain tahlilan) jarang mereka lakukan.Â
Di sela waktu menunggu jamaah yang lain hadir, beberapa warga mengisinya dengan membahas suatu bahasan yang tidak jauh antara perihal pekerjaan atau juga berita-berita yang masih hangat disiarkan oleh beberapa stasiun televisi.Â
Mereka bisa saling berbagi tentang masalah yang dihadapi dalam rutinitas keseharian mereka bekerja di sawah dan kebun, seperti tentang maraknya hama wereng yang menyerang ladang sawah mereka atau juga bahasan tentang pohon-pohon kopi di kebun mereka yang mulai berbuah.Â
Tidak menutup kemungkinan, dengan adanya perkumpulan tersebut juga bisa memperbaiki hubungan antar warga yang mungkin sebelum itu tidak dapat terjalin dengan benar, misalnya dengan cara yang tak terduga seperti tidak adanya tempat duduk untuk si A di tempat tersebut kecuali hanya di samping si B yang kebetulan sedang dalam hubungan yang tidak baik dengan si A, terpaksa si A akan duduk di samping si B dan terjadilah percakapan, terucaplah kata maaf lalu terjalinlah kembali hubungan baik di antara mereka. Juga tidak kalah penting ialah sebagai bentuk dukungan moril para warga terhadap keluarga yang tengah berduka, serta dampak positif lainnya.Â
Agama sebagai Agent of Social Change
Agama dengan segala ajaran yang diyakini pemeluknya dipandang mampu untuk memberikan sumbangsih pengaruh besar terhadap perubahan social. Dalam hal ini agama diposisikan membawa perubahan sosial. Semakin kuat komitmen seseorang terhadap agamanya, maka akan semakin kuat pula terjadinya perubahan di dalam dirinya.Â
Pada bentuk persaudaraan yang dihasilkan agama, maka dengan sendirinya perubahan itu menjadi gejala yang kuat pada setiap warga masyarakat. Bahkan perubahan itu dapat berkembang menjadi suatu ideologi. Hal ini disebabkan karena setiap tokoh agama menginginkan terjadinya perubahan yang signifikan dalam lingkungan kehidupannya. Inilah antara lain yang menjadi dsar pembentukan pribadi setiap muslim, yaitu "manusia yang terbaik adalah yang paling memberi manfaat terhadap orang lain (Khair al-nas anfa'uhum linnas)". Sekian