Mohon tunggu...
moh. romadlon
moh. romadlon Mohon Tunggu... Penulis - Penulis lepas dan penyuka buku

Penulis lepas

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Mengatasi Beragam Persoalan Mengasuh Anak

30 April 2015   08:22 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:32 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Cover Koleksi pribadi)

Bagaimanapun anak merupakan individu yang unik, yang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Bahkan dalam setiap tahap tumbuh kembangnya mereka akan menunjukan perilaku yang khas nan unik. Sayangnya, banyak orangtua kurang memahami ini, sehingga tidak jarang malah mereka dibuat pusing dan stress karenanya. Akibatnya orangtua tepancing untuk bertindakan absolut. Padahal, berlaku bijak dan demokrat pada anak merupakan prasyarat mutlak bagi keberhasilan dalam mengasuh, mendidik, dan membesarkan anak. Sementara, keberhasilan ini sangat menentukan tumbuh kembang psikologi dan kesuksesannya kelak.

Memang tidak ada tempat belajar untuk menjadi orangtua ideal, namun bukan berarti tidak bisa dipelajari. Dan lewat buku ini Bunda Novi akan membantu para orangtua belajar menjadi orangtua ideal. Membantu mengatasi berbagai persoalan yang sering timbul saat mengasuh buah hati, mulai dari pengelolaan karakter serta masalah-masalah yang berkaitan dengan sekolah, keuangan, hingga pendidikan seks anak.

Pada bagian awal, penulis mengupas langkah mengatasi berbagai karakter anak yang terkesan negatif, seperti anak hiperaktif, anak yang suka berbohong, yang suka menggigit dan memukul, pemarah, dll. menghadapi anak hiperaktif orangtua tidak perlu khawatir. Bunda Novi menyarankan untuk tidak mengatasi keaktifan sang anak tapi cukup mengarahka ke hal lain yang lebih positif. Orangtua juga harus cerdas dalam memasukkan anak ke sekolah. Sebab, pilihan sekolah sangat berpengaruh terhadap perkembangannya di kemudian hari. Untuk itu, pilihlah sekolah yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Selain itu, pastikan sang anak mendapat kegiatan tambahan. Dengan cara ini, sang anak akan memiliki tempat untuk melampiaskan energi hiperaktifnya, misalnya dengan ikut semacam kegiatan estrakulikuler. (hal.11). Yang terpenting lagi, jangan sekali-kali orangtua memberi “label” anak-anak dengan karakter di atas sebagai anak nakal, malas atau bodoh. Sebab mereka akan bersikap seperti label yang disematkan tersebut.

Selain karakter, problem yang sering memusingkan orangtua adalah terkait dengan hubungan orangtua dan anak. Misalnya saja, masalah anak yang terlalu lengket dan sulit ditinggalkan orangtuanya. Menghadapi hal ini, langkah pertama yang harus diambil orang tua adalah berkata jujur pada sang anak tentang tujuan, berapa lama, dan mengapa harus pergi, sehinga anak tidak merasa diabaikan. Usahakan tetap terjalin komunikasi selama bepergian. Selain itu, pastikan sang anak bersama dengan orang yang membuatnya merasa nyaman selama ditinggal. Dengan begitu, anak akan memahami bahwa ada orang lain selain orangtua yang bisa menemani untuk bermain atau melakukan aktivitas lainnya di rumah (hal. 45-46)

Problem serius lain adalah terkait dengan pendidikan seks pada anak. Baik terkait waktu dan cara menyampikannya sampai menghadapi perilaku anak yang menjurus pada aktivitas seks. Memang sebagian masyarakat memandang pendidikan seks sebagai sebuah hal tabu. Padahal, pendidikan seks sangatlah diperlukan agar anak memiliki pengetahuan memadai tentang pentingnya menjaga organ-organ reproduksinya, serta menanamkan nilai-nilai moral yang berkaita dengan masalah seksulitas. Menurut Bunda Novi, waktu paling tepat untuk menyampaikan pendidikan seks pada anak adalah saat anak pertama kali bertanya tentang seks.

Dalam hal ini orangtua dituntut memiliki kepekaanm keterampilan, dan pemahaman agar mampu memberikan informasi dalam porsi yang pas, sehingga anak mampu menerima dengan baik, bukan malah tambah bingung atau penasaran. Misalnya pada anak usia dini, orangtua bisa memberi pemahaman tentang komdisi tubuhnya, pemahaman akan lawan jenisnya, dan pemahaman untuk menghindarkannya dari kekerasan seksual.

Sedang cara penyampaian adalah melalui pendekatan sains biologis karena sains dengan seks sangat berdekatan. Penyampaiannya pun harus dilakukan secara bertahap mulai dari hal-hal sederhana dan menjadikannya sebagai sebuah kebiasaan sehari-hari. Pendidikan seks pada anak bisa dimulai dengan pengenalan anatomi tubuh, selanjutnya meningkat mengenai tata cara berkembangbiaknya makhluk hidup. Ketika menyampaikan orangtua juga harus menggunakan sebutan sebenarnya, seperti penis, vagina, anus, dan lainnya. Ini penting, agar anak tidak menggunakan istilah lain yang cenderung kasar atau tidak sopan (hal. 141-144).

Bersama buku ini, marilah kita bersama menjadi orangtua yang bijak, yang demokrat, yang selalu membuka ruang diskusi dan ruang ekspresi bagi buah hati, yang senantiasa menjalin komunikasi dari hati ke hati.***

Data Buku :

Judul buku: Tanya Jawab Seputar Parenting

Penulis: Bunda Novi

Penerbit : FlashBooks

Cetakan: I, Februari 2015

ISBN: 978-602-7695-80-1

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun