Mohon tunggu...
Moerni Tanjung
Moerni Tanjung Mohon Tunggu... Editor - founder of https://moerni.id

a father and a writer

Selanjutnya

Tutup

Bola

Kisah Tragedi Berdarah Kanjuruhan, "Kuburan Massal" Pintu 13 dan 14

4 Oktober 2022   17:14 Diperbarui: 5 Oktober 2022   19:17 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dadang menjerit. Minta tolong. Tapi tak ada satupun yang datang menolong. Ia kembali membantu. Salah seorang korban. Yang tergeletak. Tapi masih bernyawa. Ia menggotong orang itu. Ke dekat tribun VIP. Tapi di dalam. Ternyata sudah penuh. Penuh dengan jasad. Jasad yang berjejejer-jejer. Di dekat musala.

Malam itu Dadang akhirnya bisa selamat. Dari suasana mencekam. Di Kanjuruhan. Tapi tidak dengan keponakannya. Yang juga turut menonton pertandingan.

Dadang mendapat telepon. Dari kakaknya. Yang mengabarkan. Bahwa keponakannya Vera Puspita Ayu. Telah meninggal. Keponakannya itu baru berusia 20 tahun. Masih sangat muda. Cerita Dadang. Wajah keponakannya itu menghitam. Mungkin akibat terkena gas air mata.

Kejadian ini memukul Dadang. Tak hanya karena nyawanya yang hampir melayang. Tapi juga karena keponakannya. Temannya. Dan ratusan saudara-saudara Aremania lain yang turut jadi korban. (cerita selengkapnya di moerni.id)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun