Begitulah anak-anak desa "membelah diri" menjadi "sesuatu".
Tetapi, anak desa tetaplah anak desa. Kota hanyalah persinggahan.Â
Rindunya ia lipat rapi dalam koper besar bernama HARAPAN Â
Rindunya adalah api perjuanganÂ
Doa-doanya melangit setiap malamÂ
Anak desa tetaplah anak desa. Kota hanyalah medan perjuanganÂ
Jangan terlena
Teruslah bergerilya, melihat lengah penjagaÂ
Celengan rindumu ada di desa
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!