Mohon tunggu...
Muhibuddin Aifa
Muhibuddin Aifa Mohon Tunggu... Perawat - Wiraswasta

Jika Membaca dan Menulis adalah Cara yang paling mujarab dalam merawat Nalar, Maka Kuliah Adalah Pelengkapnya.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Pesawat N250 Mendarat di Museum, Pertanda Matinya Kedirgantaraan Indonesia

23 Agustus 2020   17:35 Diperbarui: 24 Agustus 2020   10:23 2844
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pesawat N250 (KOMPAS.COM/PUTRA PRIMA PERDANA)

Anak sulungnya selain mewarisi kecerdasan ayahnya ia juga mempuinya bakat yang sama dengan ayahnya. Dirinya diharapkan mampu meneruskan cita-cita besar dari mendiang bapaknya, membuat pesawat terbang dan memproduksinya secara masal.

Sebelum Habibie meninggal, beliau pernah menjelaskan kepada publik di depan presiden Jokowi, bahwa akan menggarap projek pembuatan pesawat terbang R80. Meskipun bukan kelanjutan dari N250, tapi ini suatu harapan besar bagi bangsa Indonesia, agar mampu memiliki pesawat terbang produksi dalam Negeri, murni karya anak Bangsa.

Adapun jenis pesawat yang akan dibuat adalah R80 sebuah pesawat yang bermuatan sekitar 80-90 penumpang. Project R80 telah beberapa kali mengalami penundaan sejak diperkenalakan oleh pencetusnya B.J. Habibie. 

Diperkirakan pesawat ini akan bisa diproduksi masal sekitar tahun 2025. Semoga saja kali ini sesuai harapan, tidak layu sebelum berkembang, atau mengikuti seniornya N250 untuk menemaninya di museum.

N250 Mendarat di Museum
Pesawat perdana buatan Indonesia, dipindahakan dari PT Dirgantara Indonesia ke Museum Dirgantara Mandala Yogyakarata. Pesawat yang pernah membuat nama Indonesia, begitu masyhur dimata dunia. N250 tidak hanya mendarat di langit  biru Indonesia, namun pesawat tersebut pernah mengelilingi asia hingga ke Eropa.

Sekira tahun 1997 N250 mendarat dengan sempurna di Paris untuk mengikuti sebuah pameran air craft berkelas dunia. Habibie dengan penuh semangat menjelaskan tentang kecanggihan yang dimiliki oleh pesawat N250. Dalam pameran tersebut telah mebuat bangsa lain mengakui kehebatan Bangsa Indonesia dalam membuat pesawat terbang.

Namun sangat disayangkan, pada akhirnya pesawat N250, hanya meninggalkan kenangan dan kemegahannya bagi rakyat Indonesia. Tepat pada tanggal, 21 Agustus 2020, pesawat kebanggan bagi rakyat Indonesi itu, telah mendarat dengan mulus di museum.

Meski ada kendala, Fajar Adriyanto menuturkan tidak ada kerusakan pada pesawat N-250 Gatotkaca. Pesawat ini tiba di Museum Pusat TNI-AU Dirgantara Mandala Yogyakarta sekitar pukul 04.30 WIB (kompas.com)

Habibie Pergi, Dalam Geloranya Masih Membara  
Belum genap 1 tahun setelah eyang B.J. Habibie meninggal, pesawat N250 ciptaannya juga ikut menuju ke tempat peristirahatan terakhirnya di museum. Padahal semangat Habibie masih sangat menggelora di bidang kedirgantaraan. Hingga di usianya yang telah senja, beliau masih menyumbang tenaga dan pikiran untuk pengembangan Tekhnologi pesawat terbang (Air Craft).

Namun apa boleh buat, R80 yang diharapkan mampu menggantikan kekecewaan beliau terhadap N250, ternyata juga gagal mendapat prioritas untuk dikerjakaan pada tahun 2020-2024. Inilah keadaan negeri kita yang masih setengah-setengah di dalam memfasilitasi SDM untuk bisa berbuat dan membuktikan keahliaan mereka.

Meskipun begitu, B.J. Habibie boleh pergi untuk selama-lamnya, beliau suadah tiba saatnya untuk menghadap sang Khalik, datang dan pergi memang sudah suratan Ilahi. Akan tetapi geloranya masih membara, semangatnya membumbung tinggi, melebihi ketinggian N250 yang pernah mengudara di langit pertiwi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun