Guru bukan hanya pengajar, melainkan juga pembelajar. Itulah semangat yang mengemuka dalam pelatihan pembelajaran bagi guru dan kepala sekolah di Klaten, 10--15 September 2025. Dari growth mindset hingga pembelajaran mendalam, para pendidik diajak untuk terus bertumbuh dan menghadirkan ruang belajar yang lebih bermakna bagi anak-anak.
KLATEN - Sebanyak ratusan guru dan kepala sekolah jenjang TK, SD, hingga SMP di Kabupaten Klaten mengikuti rangkaian Pelatihan Pembelajaran yang digelar mulai Rabu, 10 September hingga 15 September 2025. Kegiatan ini berlangsung di beberapa sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, dengan fokus pada peningkatan kualitas guru melalui pemahaman growth mindset dan kerangka kerja pembelajaran mendalam.
Acara pembukaan secara resmi dilaksanakan di salah satu titik pelatihan, yakni SDN 3 Klaten, dengan menghadirkan Kabid PMPTK Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten, Taufik Andika Kristiyanto, S.Kom, MM. Dalam sambutannya, ia menegaskan pentingnya guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendidik yang menginspirasi.
"Guru dan kepala sekolah hari ini dituntut lebih adaptif. Pendidikan tidak boleh berhenti hanya pada transfer ilmu, melainkan juga membentuk karakter dan menumbuhkan daya pikir kritis siswa. Inilah semangat kebijakan daerah yang terus kami dorong," ujar Taufik Andika seusai membuka acara.
Kelas 5N: Dari Growth Mindset ke Pembelajaran Mendalam
Di SDN 3 Klaten, salah satu kelas pelatihan yang dikenal dengan sebutan Kelas 5N diikuti 30 peserta. Mereka berasal dari beragam sekolah, mulai dari SDN 1 Trunuh, SDN 3 Senden, SDN Pandes, SDN 1 Karangduren, SDN 1 Ngrundul, SDN 1 Tonggalan, SDN Q Senden, SDN 2 Gergunung, SDN Sembung, SD IT Al Husna, SD Putra Bangsa, hingga PKBN Ibnu Abas dan PKBN Taruna Teladan.
Sebagai salah satu pengajar, Moch. Shidiq, M.Pd, membawakan materi tentang Pola Pikir Bertumbuh (Growth Mindset) dalam Pembelajaran. Ia menekankan bahwa guru yang memiliki pola pikir berkembang akan mampu menularkan semangat belajar kepada siswa, bahkan dalam kondisi keterbatasan.
"Guru yang berani mencoba hal baru, yang tidak takut gagal, dan mau terus belajar akan memberi teladan bagi murid-muridnya. Growth mindset harus dimulai dari guru, lalu diterapkan dalam ruang kelas," papar Shidiq.
Setelah sesi isoma, giliran Ismi Khasanah, M.Si, fasilitator dari Jawa Tengah, yang memaparkan Kerangka Kerja Pembelajaran Mendalam. Materi ini mengajak peserta untuk memahami bahwa pembelajaran sejati bukan hanya soal pengetahuan kognitif, melainkan juga pembentukan karakter, kolaborasi, dan keterampilan hidup abad ke-21.