"Apalah artinya nilai tinggi, jika kemudian anak tersebut kalah bersaing dalamkehidupan nyata pada masa anak tersebut," tandas Qomari yang juga seorang guru SD di wilayah Tulung Klaten Lebih lanjut, Muh Qomari menjelaskan bahwa assesmen terbagi menjadi dua jenis, yaitu asesmen formatif dan asesmen sumatif. "Asesmen formatif bisa dilakukan di awal, di tengah, maupun di akhir pembelajaran. Tujuannya untuk memantau kemajuan belajar peserta didik dan memberikan umpan balik," jelasnya.
Sedangkan asesmen sumatif digunakan untuk menilai pencapaian hasil belajar secara keseluruhan setelah satu periode pembelajaran berakhir. Qomari juga menekankan bahwa keduanya memiliki manfaat berbeda namun saling melengkapi. Asesmen formatif membantu guru memperbaiki strategi pengajaran secara berkelanjutan, sedangkan asesmen sumatif  berfungsi sebagai evaluasi akhir yang mencerminkan ketercapaian kompetensi peserta didik.
Diskusi berjalan aktif, ditandai dengan antusiasme peserta yang melontarkan pertanyaan serta berbagi praktik baik dari sekolah masing-masing. Kegiatan ini menjadi wadah reflektif bagi para guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran melalui asesmen yang bermakna, adil, dan mendalam. (Shidiq)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI