Mohon tunggu...
Moch Shidiq
Moch Shidiq Mohon Tunggu... Pendidik di Klaten, penulis buku

Hobby Tenis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Nilai assesmen Murni atau Sedekah ?. Ini Sorotan Tajam dari Webinar Rabu Menggebu Klaten

9 Juli 2025   22:43 Diperbarui: 9 Juli 2025   22:43 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Webinar Rabu Menggebu Klaten soroti nilai assesmen murni atau sedekah (Foto: Dok/Evi)

Klaten -- Fenomena nilai asesmen sumatif menjadi perbincangan hangat dalam webinar "Rabu Menggebu". Rabu, 9 Juli 2025 menampilkan pembicara tunggal Muh Qomari, fasilitator pembelajaran mendalam Jawa Tengah. Dengan tema yang menyentil, Qomari menyoroti kecenderungan guru masa kini dalam memberikan nilai: apakah benar-benar murni mencerminkan capaian belajar murid, atau sekadar "sedekah nilai"?

Webinar yang diikuti oleh 91 peserta dari berbagai daerah di Jawa Tengah ini berlangsung dinamis di bawah panduan moderator Erni Kartikawati, guru SMKN 4 Klaten. Diskusi menjadi semakin hidup ketika para peserta, mayoritas guru, mulai merefleksikan praktik pemberian nilai di sekolah masing-masing.

Muh Qomari menegaskan bahwa dalam praktiknya, banyak guru saat ini memberi nilai sumatif yang tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan sebenarnya murid. "Ada kecenderungan 'sedekah nilai'. Guru merasa harus memastikan semua murid tuntas KKM, apalagi dengan adanya program remidi. Akhirnya, nilai cenderung 'disesuaikan' agar murid naik kelas atau lulus," tegasnya.

Muh Womari berikan paparan Assesmen dalam.pembelajaran deep learning (Foto: Dok/Evi)
Muh Womari berikan paparan Assesmen dalam.pembelajaran deep learning (Foto: Dok/Evi)

Menurutnya, kondisi ini menjadi tantangan serius dalam membangun budaya belajar yang otentik dan bermakna. Jika nilai hanya menjadi formalitas demi kelulusan, maka makna asesmen sebagai alat pembelajaran dan penguatan karakter akan terdistorsi.

Qomari juga mengajak para guru untuk kembali pada prinsip utama asesmen dalam pembelajaran mendalam---yakni asesmen sebagai bagian dari proses memahami murid, bukan sekadar angka di rapor. "Kita perlu menanamkan kesadaran bahwa nilai itu bukan hadiah, melainkan cermin dari proses belajar yang sesungguhnya," ujar Qomari.

Salah satu peserta, Fajar Indradi dari SMKN 4 Klaten, sempat mengajukan pertanyaan kritis: Bagaimana agar asesmen bisa mengaktifkan murid dalam pembelajaran, bukan sekadar menilai hasil? Pertanyaan ini memperkuat diskusi tentang pentingnya asesmen formatif dan strategi refleksi belajar yang membangkitkan partisipasi aktif siswa.

Webinar ini kembali menjadi ruang refleksi penting bagi para guru untuk tidak hanya mengajar, tetapi juga mendidik dengan integritas. Nilai bukan sekadar angka, tetapi pantulan dari sebuah proses tumbuh bersama. Hal ini sejalan apa yang ditanyakan peserta dari Cilacap Teresia Yuniati yang menegaskan  sebagaiknya guru semakin menyadari bahwa menilai assesmen sumatif itu bukan sekedar angka, melainkan bagaimana membuat murid itu mampu atas hasil capainnya.

Sekitar 98 orang ikuti webinar Rabu Menggebu Klaten (Foto : Dok/Evi)
Sekitar 98 orang ikuti webinar Rabu Menggebu Klaten (Foto : Dok/Evi)

Saling melengkapi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun