Jakarta, 6 Februari 2025 -- Dana Moneter Internasional (IMF) merilis laporan terbaru  bahwa sekitar 40% lapangan kerja di seluruh dunia akan terdampak oleh kecerdasan buatan (AI) dalam beberapa tahun ke depan. Perubahan ini disebut akan membawa tantangan besar bagi tenaga kerja global, terutama di sektor-sektor yang bergantung pada tugas berulang dan dapat dengan mudah diotomatisasi.
AI dan Transformasi Dunia Kerja
Menurut IMF, negara-negara maju berdampak lebih besar dibandingkan negara berkembang. Hal ini disebabkan oleh penetrasi teknologi AI yang lebih luas di sektor industri dan jasa. Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva, menekankan bahwa AI akan mengubah cara manusia bekerja, bukan hanya menggantikan pekerjaan, tetapi juga menciptakan peluang baru.
"Di negara-negara maju, hampir 60% pekerjaan dapat terpengaruh oleh AI, baik dengan cara meningkatkan produktivitas pekerja atau sepenuhnya menggantikan peran manusia," kata Georgieva dalam laporan IMF.
Sebaliknya, di negara berkembang, risiko otomatisasi lebih rendah, tetapi tetap signifikan. Sekitar 26% pekerjaan di negara-negara ini berpotensi tergantikan oleh AI, sementara sisanya akan mengalami transformasi besar dalam cara kerja dan kebutuhan keterampilan.
Dampak bagi Pekerja dan Ekonomi
IMF memperingatkan bahwa dampak AI pada lapangan kerja bisa beragam. Bagi pekerja di sektor administratif, manufaktur, dan layanan pelanggan, otomatisasi bisa berarti hilangnya pekerjaan. Namun, AI juga diyakini akan menciptakan industri baru dan meningkatkan efisiensi di berbagai sektor.
Beberapa pekerjaan yang diprediksi rentan tergantikan AI antara lain:
- Operator data entry
- Layanan pelanggan dan call center
- Pekerjaan di bidang akuntansi dasar
- Pekerjaan manufaktur yang bersifat repetitif
Sementara itu, industri yang mengandalkan kreativitas, pemikiran kritis, dan interaksi manusia secara mendalam, seperti teknologi, kesehatan, dan pendidikan, masih akan membutuhkan peran manusia secara signifikan.
Apa yang Harus Dilakukan?
IMF menekankan bahwa pemerintah dan sektor swasta harus meningkatkan investasi dalam pendidikan dan pelatihan ulang tenaga kerja untuk beradaptasi dengan era AI. Keterampilan dalam analisis data, pemrograman, dan pemecahan masalah akan menjadi lebih penting dibandingkan sebelumnya.
Bagi pekerja, IMF menyarankan agar mereka mulai mengembangkan keahlian baru yang relevan dengan kebutuhan industri di era AI. Perusahaan juga diimbau untuk tidak hanya menggantikan tenaga kerja dengan AI, tetapi juga menggunakannya untuk meningkatkan kolaborasi antara manusia dan teknologi.
Bagaimana menurut Anda? Apakah AI lebih banyak membawa ancaman atau justru peluang bagi dunia kerja?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SiniÂ
 Link: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI