Mohon tunggu...
KANG NASIR
KANG NASIR Mohon Tunggu... Administrasi - petualang

Orang kampung, tinggal di kampung, ingin seperti orang kota, Yakin bisa...!

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

[Polemik Gafatar] Sesat Jalan Gafatar

30 Januari 2016   09:50 Diperbarui: 30 Januari 2016   10:19 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Jika ini  memang benar, jelas Gafatar telah sesat jalan, artinya jalan yang ditempuh bukan jalan yang lurus sesaui dengan akidah Islam. Gafatar telah mengambil jalan yang menyimpang.

Oleh karena itu, muncul kemudian kecaman dari kaum muslim, bahkan dalam konteks kejadian di Kalimantan itu, bisa dibilang telah menimbukan kemarahan social lantaran Gafatar telah menyimpang dari ajaran Islam.

Anggapan orang terhadap sesatnya ajaran Gafatar diatas, nampaknya ada benarnya juga. Sekretaris  Gafatar Kabupaten Lebak Bambang  yang dipulangkan dari Kalimantan, saat diminta keterangan oleh wartawan  mengenai akan lahirnya nabi baru keturunan nabi Ibrahim, Bambang menjawab bahwa Nabi itu berasal dari kata Annaba yang berarti pembawa berita, Jadi, seorang nabi jangan dikultuskan sebagai orang suci dan berasal dari wilayah Arab saja, siapapun bisa menjadi nabi termasuk para wartawan.

Saya kira inilah bagian dari sesat jalan itu, sebab dalam keyakinan Islam, Nabi terahir adalah Nabi Muhammad SAW, tidak ada lagi nabi-nabi setelahnya.

Penanganan.

Perlu diingat, mantan anggota Gafatar yang di pulangkan oleh pemerintah, sejauh ini statusnya bukan penjahat atau orang yang melakukan kejahatan seperti maling, pembunuh atau teroris. Sepanjang mereka bukan penjahat, maka penangannyapun harus dibedakan, tidak harus dengan main tangkap.


Apa yang dilakukan pemerintah saat ini sudah cukup baik. Pemerintah tanggap atas permasalahan yg terjadi. Jika tidak segera diambil kebijakan memulangkan mereka, tidak mustahil akan terjadi kerusuhan rasial yang justru akan memicu terjadi kejahatan seperti pembunuhan atau penganiayaan.

Untuk saat ini, kalaupun mereka ini dianggap sesat, maka jangan kemudian kesesatan mereka dijadikan sebagai bahan olok olok maupun alasan untuk mengucilkan bahkan menolak keberadaan mereka ditengah masyarakat.

Banyak hal di negeri kita ini yang bisa bikin rakyat stress, rakyat teramat muak melihat perilaku elite politik. Kesenjangan ekonomi, ketidak adilan dan lemahnya pemahaman terhadap nilai nilai agama, bisa jadi sebagai pintu masuk penanaman Idiologi tertentu melalui doktrin yang menawarkan soal kesejahteraan.

Kehadiran Gafatar yang mampu merekrut ribuan anggota, bisa jadi memanfaatkan situasi dan kondisi ini. Para pengikut awalnya mungkin ditawarkan tentang bagaimana Program Gafatar untuk mensejahterakan anggota.

Dalam kondisi ekonomi yang tak menentu, maka tawaran yang paling baik untuk mencapai kesejahteraan itu adalah melalui pertanian dimana lahan untuk bertani di Indonesia ini cukup luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun