a. Sekolah yang hanya mengejar nilai ujian nasional tanpa memperhatikan pemahaman konsep. Â
b. Kebijakan pendidikan yang seragam, tidak mempertimbangkan keragaman potensi daerah dan siswa. Â
Ketika pendidikan hanya "diproyeksikan" oleh pihak luar (guru, birokrat, atau kepentingan politik), peserta didik kehilangan daya kritis dan kreativitas. Mereka menjadi robot yang hanya menjalankan perintah, bukan manusia merdeka yang siap menghadapi tantangan zaman. Â
Pendidikan yang Memproyeksikan Masa Depan Peserta Didik sebagai Manifestasi Kemerdekaan BelajarÂ
Pendidikan yang memproyeksikan peserta didik untuk aktif merupakan manifestasi kemerdekaan dalam belajar. Seperti yang dikemukakan oleh Paulo Freire, pendidikan yang membebaskan (liberating education) harus melawan sistem "bank" (pendidikan satu arah yang hanya menjejali informasi). Peserta didik harus diberi kesempatan untuk:Â
- Bertanya dan mengekspresikan pendapat, Â
- Menemukan solusi atas masalah yang relevan dengan hidupnya, Â
- Mengembangkan passion tanpa tekanan kurikulum yang kaku. Â
Refleksi untuk Masa Depan Pendidikan Â
Pendidikan harus kembali pada hakikatnya, yaitu memproyeksikan masa depan peserta didik, bukan masa depan peserta didik diproyeksikan, dan apalagi diproyekin oleh oknum birokrat pendidikan yang tidak bertanggung jawab. Jika pendidikan hanya dijadikan alat kepentingan politik atau proyek anggaran, maka yang terjadi adalah pembodohan sistematis. Â
Mari kita ingat pesan Nelson Mandela "education is the most powerful weapon to change the world." Senjata ini harus diarahkan untuk membebaskan, bukan membelenggu. Peserta didik bukanlah subjek pasif, melainkan pelaku utama dalam menentukan nasibnya sendiri. Hanya dengan pendidikan yang memerdekakan, Indonesia dapat melahirkan generasi unggul yang siap membangun peradaban lebih baik. Â