Mohon tunggu...
Mochammad Rizal Adje Cahyono
Mochammad Rizal Adje Cahyono Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Perencanaan Wilayah dan Kota Universitas Jember

Saya suka dengan seni dan budaya.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Si Miliarder Kini Bermuram Durja

22 September 2022   02:05 Diperbarui: 22 September 2022   02:12 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Selain industry semen, Kabupaten Tuban juga mempunyai industry di bidang tekstil yaitu Batik Gedog khas Tuban. Industri batik ini menjadi amat besar khususnya di Kecamatan Kerek karena sudah menjadi identitas tersendiri dari Kabupaten Tuban. 

Batik Gedog yang kini bukan hanya dijual dalam bentuk kain saja, tetapi kini sudah mulai ada inovasi dengan mengikuti event-event antar Kabupaten atau bahkan provinsi yang dimanan memamerkan produk batik gedog ini yang sudah disulap menjadi sepasang pakaian yang memanjakan mata. Kawasan industri berikutnya adalah industry kilang minyak lepas.

Kawasan Kabupaten Tuban sebelah utara yang lebih tepatnya di daerah Kecamatan Jenu ini ternyata mempunyai potensi pada bidang kilang minyak. Pada dahulu memang hanya ada PLTU Tanjung awar-awar kini pun sudah mendapat teman berupa kilang minyak. Penemuan itu menjadikan Kabupaten Tuban mampu menjadi kawasan industri kilang minyak. 

Dalam faktanya tentunya kilang minyak tersebut akan membutuhkan lahan yang banyak. Maka dari itu pembebasan lahan milik warga Kabupaten Tuban tentunya dilakukan. Pembebasan lahan tersebut pun menuai pro kontra tersendiri. 

Beberapa warga yang pro akan adanya pembebasan lahan ini pun setuju dikarenakan akan membuka peluang kerja baru bagi meraka. Sedangkan kontranya sendiri beberapa warga juga tidak setuju dikarenakan takut jika limbah industry yang ada dikhawatirkan akan mencemarkan daerah mereka.

Pembebasan lahan yang pada awalnya sering menuai demo itu kini mulai bisa tertangani dikarenakan pergantian uang lahannya dinilai sudah setimpal. Pembangunan infrastruktur didekat kawasan tersebut pun tentunya akan terus ditingkatkan. 

Terlihat jelas jalanan yang sudah mulai perbaikan. Dalam faktanya beberapa warga sendiri juga masih ada juga yang tidak bisa menerima pergantian uang tersebut. Setelah melakukan mediasi dan titik temu pun mereka sudah tidak melakukan demo lagi.

Kampung miliarder itulah julukan kampung ini berada. Sebab, ratusan warga sekitar mendadak menjadi kaya raya setelah tanahnya yang terjual. Mereka pun langsung berlomba-lomba dalam membeli mobil, sepeda motor dan membangun rumah. 

Hal tersebut sepatutnya tidak benar dilakukan. Seharusnya disimpan lah beberapa uang guna dilakukan investasi atau ditabung bahkan bisa untuk modal usaha yang lain yang uangnya bisa terus berputar. 

Namun sayangnya warga kampung miliarder yang sempat viral se jagat media ini tidak mampu mengelola uangnya dengan baik. Warga tersebut lebih memilih untuk biaya hidup yang tinggi dan lebih terkesan memaksa kan diri. 

Hingga sela setahun kemudian pun warga kampung miliarder ini kembali berdemo lantaran uang yang mereka dapat sudah  mulai habis terpaksa menjual hewan ternak mereka guna menyambung hidup. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun