Mohon tunggu...
Mochammad Nizar
Mochammad Nizar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pelajaran

Be your self

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sang Pemberi Ilmu Tajwid kepada Saya

27 Mei 2022   18:11 Diperbarui: 27 Mei 2022   18:14 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berikut saya akan mengangkat cerita dari guru ngaji pertama saya. Guru pertama saya adalah ayah saya sendiri dan beliau mengajari saya mengaji sejak saya duduk di paud, tetapi pada saat itu saya tidak sekolah paud jadi langsung masuk TK saja. Nah pada sejak itu saya diajari ayah saya mengaji dimulai dengan membaca iqro' 1. Karena di keluarga saya yang bisa dibilang pekat dengan keagamaannya serta saudara-saudara saya banyak yang mondok.

Paman-paman saya dan ayah saya pada saat muda banyak melakukan keagamaan seperti undangan khataman kemudian ada juga yang bisa qiroah juga. 

Oleh karena itu ayah saya mengajari saya mengaji seperti saudara-saudara lainnya tetapi bedanya saya tidak melanjutkan ke pondok pesantren. Saya sempat merasa sedikit menyesal kenapa saya dulu tidak mondok seperti saudara-saudara saya yang lain, tetapi mau bagaimana lagi karena waktu tidak bisa ulang.

Saya ingat pada waktu itu ayah saya keras bukan keras sih melainkan tegas dalam mengajar saya karena memang ilmu sangat berguna bagi masa depan. Ayah selalu bilang pasti ilmu seperti ini di masa depan sangat diperlukan masyarakat apalagi di zaman sekarang. Jadi saya ingat betul lulus TK itu sudah khatam Al-Qur'an dan dibuatkan slametan biasanya kalau orang jawa itu di buatkan jenang merah.

Kemudian saya juga ingat ada kejadian saya ketahuan kabur mengaji karena bermain anak kampung, mau bagaimana di umur saya sekitar kelas 3 atau kelas 4 SD lagi seru-serunya bermian dengan teman sebaya. Lalu pada saat pulang ketahuan ayah saya karena tidak mengaji tadi dan dimarahi, ada yang tau gagangnya pisau kan itu sedikit besar dan tebal itu dipukulkan ke jari-jari saya dan sangat menangis pada saat itu. 

Tetapi saat dewasa seperti sekarang ini saya tidak menyesali perbuatan ayah saya terhadap saya karena dengan cara begitu ilmu tersebut sangat berguna bagi saya, 

dan saya sekarang memanfaatkan apa yang telah di ajari oleh ayah saya dimasyarakat seperti mengajar ngaji di kampung kemudian bila ada khataman-khataman begitu saya ikut di undang intinya saya sangat senang apa yang saya pelajari dahulu meskipun dengan didikan yang mungkin bisa dibilang keras dapat berguna di masa depan.

Kemudian saya juga ingat ada seperti kegiatan khataman bila mau memasuki bulan puasa di masjid kampung saya, saya ikut khataman dengan orang-orang tua dan saya kecil sendiri pada waktu itu saya pertama kalinya mengaji dengan mic di masjid dan dengarkan 1 kampung. 

Pada saat itu saya merasa gugup dan sedikit panik tetapi ayah saya meyakinkan saya bahwa kalau saya bisa karena bisa dibilag fasih dalam hal pembacaan Al-Qur'an dan ayah bilang selalu bilang bahwa jika kamu menguasai suatu hal kenapa kamu malu menunjukkan hal itu mungkin itu anugrah dari Allah SWT untuk kamu atau bisa dibilang bakat.

Lalu saya mencoba percaya dengan kemampuan yang saya punya dan akhirnya menjadi kebiasaan tidak gugup-gugup lagi semua itu hanya perlu mencoba agar tau rasanya dan dapat di evaluasi jika ada kesalahan namun salah itu wajar karena bisa dibilang itu yang pertama. Kemudian semakin bertambahnya umur saya melanjutkan di tadarus di bulan Ramadhan dan ada beberapa undangan dari masyarakat.

Dan kadang-kadang saya mendapatkan uang dari kegiatan tersebut, tetapi ayah saya bilang juga uang dan berkat seperti nasi kotak itu adalah bonus kamu harus melakukan ikhlas karena Allah semata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun