Dari sisi capaian gizi, program MBG yang hanya diberikan sekali dalam sehari pada hari kerja memiliki keterbatasan. Dalam jangka pendek, program ini mungkin hanya memberikan dampak terbatas berupa tambahan asupan energi dan protein sesaat, tanpa signifikan mengubah status gizi keseluruhan anak, khususnya jika asupan di rumah tidak mendukung.Â
Dalam jangka menengah, manfaat program bisa mulai terasa jika dilaksanakan konsisten, terutama dalam membentuk kebiasaan makan sehat dan memperkenalkan variasi pangan bergizi kepada anak-anak. Akan tetapi, hal itu hanya efektif apabila ada sinergi dengan program pendamping lain, seperti edukasi gizi keluarga.Â
Dalam jangka panjang, tingkat keberhasilan perbaikan gizi akan sangat bergantung pada kesinambungan program, integritas pengelolaan anggaran, kualitas pengawasan, dan keberhasilan mencegah praktik korupsi maupun penyalahgunaan. Tanpa manajemen yang baik, program yang seharusnya menjadi pondasi pembangunan manusia unggul justru berisiko terjebak dalam persoalan klasik: anggaran besar, tetapi hasil minim.
Agar potensi permasalahan tersebut dapat diminimalisasi, diperlukan strategi solusi yang tepat dan realistis. Dalam jangka pendek, pemerintah perlu memperkuat sistem pengawasan berbasis digital yang transparan, misalnya dengan aplikasi pelaporan harian berbasis foto atau video dari sekolah penerima, serta mekanisme pengaduan masyarakat yang mudah diakses untuk mencegah penyelewengan dan proyek fiktif. Pengadaan makanan juga harus melibatkan standar higienitas yang ketat dengan pelatihan rutin bagi penyedia jasa katering untuk mencegah keracunan.Â
Dalam jangka menengah, integrasi program MBG dengan edukasi gizi kepada orang tua dan guru menjadi kunci agar kebiasaan makan sehat berlanjut di rumah. Pemerintah daerah juga dapat bekerja sama dengan petani lokal untuk penyediaan bahan makanan segar, sehingga selain menjaga kualitas gizi juga memperkuat ketahanan pangan lokal.Â
Sedangkan dalam jangka panjang, program MBG perlu dipadukan dengan kebijakan makro pembangunan gizi nasional, seperti peningkatan akses pangan sehat dengan harga terjangkau, regulasi ketat terhadap penyalahgunaan dana publik, dan pengembangan sistem evaluasi dampak jangka panjang berbasis data. Dengan begitu, program MBG tidak hanya menjadi program seremonial, tetapi benar-benar menjadi investasi nyata dalam membangun generasi Indonesia yang lebih sehat, cerdas, dan produktif untuk mencapai Indonesia Emas 2045.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI