Community-driven Merchandising
Berkhout juga mencatat bahwa ritel modern perlu mengadopsi pendekatan berbasis komunitas. Dalam hal ini, Miniso memanfaatkan kekuatan komunitas penggemar "One Piece", termasuk event cosplay, fan gathering, dan kolaborasi dengan komunitas online. Merchandise bendera "One Piece" menjadi simbol eksklusif yang memperkuat keterikatan sosial dalam komunitas. Hal ini akan menciptakan nilai tambah melalui sense of belonging yang tidak bisa dibeli di tempat lain.
Penempatan dan Rotasi Produk (Product Flow & Rotation)
Miniso juga mengikuti prinsip merchandising dinamis dengan memutar stok bendera berdasarkan musim rilis anime, episode penting, atau tren karakter populer. Hal ini menjaga toko tetap segar dan relevan, serta menciptakan urgensi beli melalui prinsip scarcity atau keterbatasan ketersediaan.
Fenomena bendera "One Piece" sebagai merchandise unggulan Miniso mencerminkan keberhasilan strategi asortimen dan merchandising dalam menciptakan pengalaman belanja yang emosional, relevan, dan menghibur. Dengan menerapkan prinsip-prinsip dari buku "Assortment and Merchandising Strategy" karya Constant Berkhout, Miniso tidak hanya menjual produk, tetapi juga membentuk narasi, identitas, dan keterlibatan konsumen yang mendalam. Strategi ini menjadi contoh nyata bagaimana merchandise pop culture bisa menjadi alat strategis dalam ritel modern untuk membangun loyalitas, meningkatkan pengalaman pelanggan, dan menciptakan keunggulan kompetitif.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI