Mohon tunggu...
Mochammad Alwi Husein
Mochammad Alwi Husein Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Negeri Surabaya

Seseorang yang tertarik tentang Sastra

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Mengenal Sosok Budi Darma, Sastrawan Eksentrik Indonesia yang Rendah Hati Panutan Para Sastrawan Muda

31 Oktober 2021   07:40 Diperbarui: 31 Oktober 2021   07:46 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sastra, siapa yang tidak tau tentang sastra? akankah kalian mengetahui arti sebenarya dari sastra? Pengertian sederhana tentang sastra, Sastra adalah ungkapan ekspresi manusia berupa karya tulisan atau lisan berdasarkan pemikiran, pendapat, pengalaman, hingga ke perasaan dalam bentuk yang imajinatif, cerminan kenyataan atau data asli yang dibalut dalam kemasan estetis melalui media bahasa. Imajinasi memungkinkan bagi para penulis dan pembaca untuk berpikir secara luas tanpa terikat oleh apapun, membiarkan mereka berpikir secara liar mengenai ide-ide yang akan mereka tuangkan dalam suatu karya sastra.

Sastra menghindari keabsolutan, bermaksud memungkinkan pengarang dan pembaca bergerak ke situasi dimana mereka dapat berpikir seterbuka mungkin mengenai sastra. Hal ini dukung oleh salah satu Tokoh sastra terkenal diindonesia Bapak Budi Darma. Beliau merupakan seorang penulis, esais, dan akademisi Indonesia. Sebagai pengarang/penulis, beliau dikenal sebagai orang yang pemberani terlihat dari gaya tulisan beliau yang sangat beda.

Pada tanggal (14/09/2021), saya mengikuti kegiatan simposium yang diselenggarakan oleh Universitas saya yakni, Universitas Negeri Surabaya atau yang biasa disebut dengan Unesa. Tema simposium tersebut ialah “ Simposium Nasional, Menuju Teori Jungkir Balik Budi Darma”. Di dalam simposium tersebut terdapat banyak sekali tokoh dan narasumber yang ingin menjelaskan dan sekaligus mengenang sosok pak Budi Darma beserta karya-karyanya. Simposium ini terdiri dari banyak sesi, akan tetapi saya hanya akan berfokus pada sesi 1 dan 2. Lebih lanjut lagi, saya telah melakukan wawancara pada salah satu peserta simposium ini untuk mendengar kesan peserta ini, terhadap sosok Budi Darma dan mahakaryanya.

Peserta ini menyatakan, bahwa ia tertarik pada sastra sejak SMP, walaupun hanya sekedar membaca novel,puisi dan cerpen. Peserta mengatakan bahwa ia sudah mengenal sosok Budi Darma sudah cukup lama.

"Pak Budi Darma merupakan seorang pengajar yang memiliki sifat rendah hati, menghargai orang lain, dan tidak merasa dirinya superior. Pak Budi Darma juga merupakan orang yang santun terhadap siapa saja." ujar peserta

Dalam karya-karya pak Budi Darma terdapat karakteristik yang menarik untuk diamati. Konsep - Konsep atau latar belakang dalam setiap karaktersitik memiliki pengertian tersendiri seperti contoh pada latar dan objek yang ada pada karya pak Budi Darma.

" Menurut pak Budi Darma latar itu bisa bersifat dinamik, beliau menjelaskan bahwa latar itu bisa bergerak yang dimana notabene apabila sesuai dengan peraturan yang pakem, latar itu statis tidak bergerak seperti layaknya background. Namun pada karya pak Budi Darma digambarkan bahwa Latar dan Objek-objek itu bergerak, digambarkan selalu dalam konteks peristiwa. Lalu latar juga bersifat subjektif atau maknawi, artinya latar bukanlah suatu detail dari gambaran satu objek, tetapi bagaimana objek tersebut juga dilimpahi dengan makna subjektif, entah itu dari tokoh di cerita ataupun narator itu sendiri."


Meskipun dikenal sebagai sosok rendah hati, jika masuk ke dalam sastra beliau berubah menjadi sosok yang tegas. Karena dia menyakini bahwa sastra itu bersifat terbuka dan tidak ada batasan dalam sebuah sastra. Beliau kurang berkenan ketika sastra harus terfokus pada satu hal dan terkekang dengan suatu aturan. Dari situlah awal terbentuknya teori "jungkir balik" Budi Darma.

Peserta menuturkan bahwa," yang dapat saya tangkap dari ide Jungkir Balik pak Budi Darma didasari dari salah satunya adalah, Rasionalisme yang mengatakan bahwa semua peristiwa atau kejadian pasti mempunyai tujuan dan alasan, dan juga empirisme yang menjelaskan bahwa segala yang ada adalah dapat dialami secara inderawi, dan empirik. Lalu hal yang dijungkir balikan oleh Pak budi Darma adalah Sastra, kata, Penafsiran, Kreativitas. Semua hal tersebut dapat dijungkir balikan dan diubah - ubah menurut pengarang dan juga bahkan pembaca sekalipun."

Kesan peserta terhadap sosok Budi Darma tetap sama sejak peserta pertama kali bertemu beliau dalam sebuah webinar. "Beliau adalah penulis yang bisa dikatakan Merdeka, Sastrawan tanpa Kekangan, karena karya - karya beliau acap kali tidak mengindahkan peraturan -peraturan pakem yang telah dibuat. Sehingga beliau hanya menulis sesuai dengan pikiran dan kata hari beliau."

Begitulah kiranya mengenai sosok Budi Darma dan kesan dari hasil wawancara salah satu peserta yang mengikuti simposium ini, mengenai sosok beliau. Dari simposium inilah saya belajar banyak mengenai beliau. Dengan ide-idenya yang tidak terkekang oleh aturan apapun, beliau mengajarkan bahwa membuat suatu karya sastra, harus mempunyai pikiran yang seterbuka mungkin untuk mendapatkan ide-ide yang bahkan absurd sekalipun.(31/10/2021)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun