Ya, gairah nonton bola tak perlu dipertanyakan. Gak nonton Piala Dunia sepertinya ketinggalan kereta.Â
Persoalan nya, pertandingan dilaksanakan dini hari. Kalau harus begadang, besoknya pasti harus nambah telentang di kasur.Â
Nah, kalau pun dipaksain, akhirnya harus ngajar sambil menahan kantuk yang amat sangat berat. Kadang melipir sedikit ke musola, tapi hati kerasa berdosa karena meninggalkan kewajiban memandaikan anak bangsa, generasi masa depan.Â
Akhirnya, harus nonton pertandingan di youtube seusai ngajar. Asik juga sih, tapi karena sudah tahu posisi akhir, maka dag dig dug nya berkurang tajam.Â
Nonton bola tanpa dag dig dug akan kehilangan gairah. Tidak bisa berteriak mendukung karena sudah tahu tendangan akan meleset.Â
Kini beda. Bisa nonton pertandingan pukul 17.00 dan pukul 20.00. Â Tak perlu begadang. Tak perlu ngajar sambil menahan kantuk. Tak perlu melipir melipir segala.Â
Beda waktu antara kita dengan Qatar memang tidak seperti jauhnya Eropa. Sehingga tayangan pertandingan Piala Dunia bisa kita nikmati dengan nikmat sekali.Â
Selamat berjuang, Para Punggawa Bola. Semoga suatu saat ada nama Indonesia di sana. Walaupun ini cenderung khayalan. Kanjuruhan saja belum jelas juga