"Kamu tahu alamat ini? " tanya orang kampung saat baru sampai Jakarta.Â
"Taaaaaaahuuuuu, " jawab orang Jakarta.Â
Si orang kampung jadi bahagia juga. Merasa ada orang yang tahu alamat yang sedang dicarinya muter muter.Â
Dua menit, lima menit, dua puluh menit, tak ada lanjutannya. Sehingga si orang kampung penasaran.Â
"Di mana? "
"Kan gue bilang 'taaahhuuuu'. "
"Kalau tahu, dimana? "
Akhirnya ada yang menjelaskan bahwa taahuuu itu artinya tidak tahu. Padahal seumur umur dia belajar bahasa Indonesia kalau taahuuu artinya ya tahu bukan tidak tahu.Â
Apa hubungannya dengan kerumunan?Â
Siapa pun tahu, jika setiap gedung punya kapasitas. Tapi, jika di depan mata ada tumpukan uang, maka kapasitas tak ada. Semua membiarkan asal dapat bagian.Â
Setiap gedung tentunya juga bisa diukur kemungkinan kemungkinannya. Paling tidak kemungkinan kebakaran. Bagaimana evaluasi dilakukan.Â
Jika orang sudah banyak tentu harus dilakukan pengelolaan. Dengan baik. Ada standarnya. Standar ditaati karena ada yang mengawasi. Yang mengawasi juga hatinya lurus.Â
Bicara manajemen kerumunan itu, ya, seperti petuah orang gila yang menyuruh orang tidak berkerumun jika sendirian.Â
Pusing pusing deh lu.Â