Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ada Wajah Puput di Anggaran Desa?

17 September 2021   07:01 Diperbarui: 17 September 2021   07:04 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penangkapan Bupati (kompascom)

Setiap kali mendengar anggaran desa, maka yang terbayang adalah wajah seorang bupati dengan suaminya yang baru beberapa waktu lalu ditangkap KPK. Alasan dibalik penangkapan itulah anggaran desa tergambar. 

Sudah biasa jika jabatan seorang kepala desa atau lurah yang kosong sengaja diperpanjang untuk pemberian kesempatan pada Penjabat sementara beraksi memenuhi birahi korupsinya. Anggaran desa siapa yang bisa mengawasi? 

Di kampung rata rata tidak melek anggaran. Mereka sudah senang jika ada pembangunan di kampungnya. Apalagi jika lurah atau Penjabat lurah punya centeng kaya jaman Demang di film film lawas. Siapa berani utak atik? 

Korupsi di anggaran desa itu juga sampai di bapak bupati atau walikotanya.  Semua kebagian maka semua aman. Kecuali ada yang jatahnya kurang, maka KPK bisa langsung mencium ketidakberesan. 

Lagi lagi, cukup melihat apa yang terjadi di Probolinggo. Karena kebetulan yang sedang sial bupati probolinggo, Mbak Puput. Padahal, di daerah lain siapa yang berani bilang beda? 

Jika untuk menjadi penjabat lurah saja mereka berani membayar 20 juta, maka dapat dibayangkan bahwa nilai keuntungan lebih besar dari nilai investasi. Hanya orang bodoh saja yang melakukan investasi hanya untuk rugi. 

Apakah dana desa ditarik saja? 

Lha wong akibatnya sama juga. Ditarik pun artinya cuma memindahkan ladang korupsi ke orang lain yang sudah menunggu kesempatan. 

Maka, sebaiknya memperkuat pengawasan nya saja. Jadi, lembaga desa seperti LKMD harus diperkuat.  Bukan malah kong kali kong seperti banyak terjadi saat ini. 

Mari kita cegah muncul wajah Puput Puput baru. Cukup satu Puput saja. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun