Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Mengalahkan Pak Tjiptadinata, Bisa?

31 Desember 2020   05:36 Diperbarui: 31 Desember 2020   06:01 546
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Mencuri dari Akun Pak Tjip

Kompasiana memang ngawur. Pasti ngawur. Dan secara hitung hitungan dukun pun juga dapat dikatakan ngawur. Pokoknya kalau saya bilang ngawur, ya, ngawur. Mau apa? 

Begini ceritanya. Waktu ada pemberian poin sebagai penentuan jabatan kompasianers. Bisa meningkatkan minat dan hasrat menulis emang. Tapi kalau penentuan poinnya rasional. Kalau penentuan nya ngawur, model poin ini justru akan mematahkan hasrat siapa pun untuk rajin menulis. 

Poin saya sendiri sekarang baru 33 ribu lebih lima ratus.  Banyak dong.  Dibanding mereka yang baru seribuan. Dan aku mulai nyesek untuk sampai terminal berikutnya yaitu 50.000 karena masih kurang 17 rebu lagi. 

Terus, karena untuk mencapai terminal berikutnya susah, maka aku bilang Kompasiana ngawur. Masa membuat terminal begitu jauh. 

Eh, pas aku lihat terminal berikutnya, ternyata kita harus mengumpulkan poin sebanyak 100 rebu. Wah, ini sih bukan ngawur lagi, tapi mustahil untuk kompasianer manapun. Kalaupun bisa mencapai terminal yang berpangkat "senior" ini pasti waktu yang harus disediakan pasti puluhan tahun kemudian. Tak mungkin ada yang bisa mendapatkan pangkat senior tersebut. 

Dan terminal terakhir ada di poin 250 rebu. Halah, ngimpi sih kalo ada Kompasianers yang sampai terminal terakhir ini dan mendapatkan pangkat maestro. Pangkat maestro adalah sebuah kemustahilan yang disengaja oleh Kompasiana. 

Hari ini saya iseng buka buka akun teman. Apakah prasangka ku itu memang benar. Ataukah Kompasiana sudah memperhitungkan bahwa semua terminal memang bukan hal mustahil. 

Dan aku pun kaget. Ketika membuka akun Pak Tjiptadinata, ternyata poin beliau sudah 250 rebu lebih. Gelarnya sudah Maestro. Gila kan? 

Terus kenapa kalo Pak Tjiptadinata sudah bergelar Maestro sendirian? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun