Laki-laki itu bernama Sarno. Iya, Sarno. Wajahnya penuh dengan aroma penyesalan yang tak mungkin ditanggung siapa pun.Â
Laki-laki itu sedang duduk sendiri di ruang tamu rumahnya yang cukup mewah untuk penduduk kampung kecil di lereng gunung Slamet. Â Sorot matanya kadang tampak berbinar tapi kadang mendadak ciut dan penuh dengan air mata.Â
Suasana hati Sarno memang sedang galau. Anak keduanya baru saja bunuh diri lagi. Dan tak ada yang tahu penyebabnya.Â
Anak perempuan itu mendadak sontak jadi pendiam. Dan selalu bicara sendiri.Â
"Mungkin diputus pacarnya? "
"Belum pernah pacaran."
"Kamu yang tidak tahu, mungkin. "
"Selama ini dia selalu cerita apa saja. "
Tapi memang kejadian nya mirip banget dengan apa yang dilakukan anak pertama nya. Laki-laki yang baru lulus kuliah itu memang sibuk mencari kerja. Belum juga dapat.Â
Kemudian dia sering bengong dan tampak ngomong sendiri. Sarno waktu itu menganggap anak pertama nya cuma pusing dengan lamaran kerja yang ditolak melulu.Â