Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Para Eksil, yang Dibui Tanpa Jeruji

14 Oktober 2020   11:15 Diperbarui: 14 Oktober 2020   14:31 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surat dari Praha. Kompascom

Jika ada orang yang berpindah kewarganegaraan, terkadang bikin heran. Apalagi kalau alasan kepindahan kewarganegaraan tak begitu jelas. 

Kenapa? 

Karena begitu banyak orang orang yang ingin pulang ke negeri ini tapi tak bisa pulang. Padahal, kerinduan yang ditanggungnya jelas tidak tanggung tanggung. 

Mereka adalah para eksil. Orang orang yang terbuang atau dibuang dari negerinya dan harus mengelana di negeri orang. Bahkan dengan status tak memiliki kewarganegaraan.

Biasanya, mereka menjadi eksil karena faktor politik. Ketidaksepahaman dengan penguasa yang menjadi sebab seseorang menjadi eksil di negeri orang. 

Bila kita lihat sejarah, maka orang eksil paling awal kemungkinan nya adalah keluarga Pandawa. Mereka dibuang dari negerinya dan harus hidup di negeri orang sebagai eksil. 

Di negeri kita, peristiwa politik 65 yang telah membuat banyak orang menjadi eksil.  Pada zaman presiden Soekarno memang banyak mengirim anak anak muda belajar di luar negeri. Termasuk di negara negara blok Timur. 

Ketika kekuasaan pindah ke tangan Soeharto, banyak dari pelajar itu yang kemudian tak bisa pulang karena paspor sudah dicabut. Mereka memang dianggap simpatisan partai politik yang kalah dalam pertarungan. Walaupun sebagian menyatakan tidak juga. 

Dalam film "Surat dari Praha" diceritakan tentang nasib orang orang eksil 65 yang hingga tua tak bisa kembali ke negeri mereka sendiri. Negeri yang sangat dicintai dan sangat dirindukan nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun