Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Muhammadiyah Sudah Mundur, Ada Apa di Kemendikbud, Mas Nadiem?

23 Juli 2020   05:53 Diperbarui: 23 Juli 2020   07:33 2933
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anies Baswedan sudah gagal dengan program PKB-nya. Muhajir Efendi gagal dengan program PKP-nya. Haruskah Mas Nadiem sebagai penerusnya akan gagal di Guru Penggerak-nya? 

Baik PKB, PKP, maupun Guru Penggerak telah dan akan menghabiskan dana yang tidak sedikit. Untuk pelaksanaan Organisasi Penggerak saja, kabarnya Kemendikbud akan menggelontorkan dana 567 milyar. Padahal, program Organisasi Penggerak hanya satu bagian dari aneka penggerak seperti Guru Penggerak, Kepala Sekolah Penggerak, Pengawas Penggerak, dan baru Organisasi Penggerak. 

Mengenai program Guru Penggerak sudah pernah dikritisi oleh seorang pemerhati pendidikan di Kompas cetak karena masih menyisakan banyak persoalan bawaan yang harus terus dicermati jika tidak ingin berujung pada kegagalan lanjutan dari para Menteri Pendidikan terdahulunya. 

Organisasi Penggerak sendiri merupakan lembaga yang akan menjadi mitra Kemendikbud dalam mengadakan pelatihan bagi calon calon Guru Penggerak.  Oleh karena itu, keberadaan Organisasi Penggerak sangatlah vital. 

Jika perekrutan Organisasi Penggerak dilakukan asal asalan oleh Kemendikbud, maka upaya membangun pendidikan yang lebih baik yang dilakukan Mas Menteri akan menjadi sesuatu yang sia sia belaka. Karena dari pangkal sudah salah, maka sangat tidak mungkin berujung kecuali pada kesalahan yang semakin dalam. 


Ini pokok persoalan kenapa Muhammadiyah mundur dari program Organisasi Penggerak.  Pasti bukan karena tidak mampu.  Muhammadiyah sudah dari awalnya hidup dan bernafas dalam satu tarikan nafas bersama pendidikan di negeri ini. Hampir dapat dikatakan bahwa tak ada jengkal tanah film negeri ini yang tak dibaui oleh gerak pendidikan Muhammadiyah. Sekolah sekolah Muhammadiyah sudah hadir di seluruh pelosok negeri.  Bahkan di masa masa lalu, Menteri Pendidikan seakan sudah menjadi jatah abadi Muhammadiyah. 

Ada apa dengan kemunduran Muhammadiyah dari program Organisasi Penggerak yang sedang digadang gadang Kemendikbud sebagai jalan lurus menuju perbaikan pendidikan yang sudah dirasa terlalu tak bermutu itu? 

Ketidaktransparanan Kemendikbud dalam penentuan siapa yang dijadikan Organisasi Penggerak sebagai awal mula segalanya.  Kemendikbud telah menunjuk Muhammadiyah sebagai Organisasi Penggerak, tapi di sisi lain, juga menunjuk lembaga yang tak pernah terdengar kiprahnya dalam dunia pendidikan juga ditunjuk menjadi organisasi serupa. 

Muhammadiyah masih punya sikap moral yang patut dibanggakan di tengah sikap apatisme banyak kalangan dalam melihat kecurangan yang terlalu telanjang di depan bisa. Muhammadiyah tak mau  terseret persoalan yang sudah pasti akan hadir karena ke kurang profesional an dalam pelaksanaan nya. 

Inilah Mas Nadiem yang sering membuat program banyak gagal.  Ada pemain pemain gelap ikut membuat ricuh dan riuh hanya untuk diri sendiri. Saya sendiri, sangat percaya dengan apa yang dilakukan dan menjadi dasar pengunduran diri Muhammadiyah. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun