Mohon tunggu...
Mochamad Syafei
Mochamad Syafei Mohon Tunggu... Guru - Menerobos Masa Depan

Kepala SMP Negeri 52 Jakarta. Pengagum Gus Dur, Syafii Maarif, dan Mustofa Bisri. Penerima Adi Karya IKAPI tahun 2000 untuk buku novel anaknya yang berjudul "Bukan Sekadar Basa Basi".

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jokowi Sudah Kembali

29 Juni 2020   05:44 Diperbarui: 29 Juni 2020   06:06 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah lama dirasa hilang, hari ini, seluruh rakyat negeri ini merasakan kembalinya Jokowi.  Ya, beberapa waktu memang kami merasa ditinggalkan Bapak yang lebih keren jika hanya memakai baju putih polosnya tinimbang memakai jas lengkap ala pejabat. 

Jokowi cuma orang biasa. Sehingga, kami merasakan denyut kebersamaan sejak beliau masih menjadi walikota di sebuah kota kecil di Jawa sana. Kemudian, si kerempeng ini hadir di depan kami, benar benar di depan kami saat menjadi Gubernur DKI Jakarta.. 

Kami bukan hanya rakyat Solo. Kami bukan hanya rakyat Jakarta. Karena, saat Jokowi menang di Jakarta, ada teman di Lampung dan di Kalimantan yang ikut bergembira.  Merasa bahwa mereka dekat dan membersamai Jokowi. 

Periode kedua yang menjadi titik perasaan kami ini ditinggalkan. Ketika ribut tentang KPK, yang dampaknya sekarang masih terus terasakan. Lembaga yang juga menghilang dari hati kami itu. 

Ya, kami merasa kehilangan.  Belum lagi ketika orang orang yang juga kami cintai disingkirkan seperti cerita tentang si penjaga laut negeri ini, Bu Susi Pudjiastuti.  Kami semakin merasa jika Jokowi enggan membersamai kami lagi. 

Pidato itu, pidato itu, sudah cukup membuktikan bahwa Jokowi masih mau bersama kami. Masih mau berjuang melawan ketidakberesan birokrasi.  Bahkan yang lebih sering membuat kami mati dengan baik dan benar. 

Pak Jokowi, kembali lah bersama kami. Jebol dinding dinding itu.  Dinding dinding yang memagari Anda untuk sejalan bersama 267 juta jiwa. 

Kami bosan dibohongi.  Tapi, untuk Anda, kami memang belum sempat pergi.  Kalau Anda kembali, Anda bisa menemui kami di sini.  Di rumah rumah yang sudah mulai keropos karena kani belim sempat membenahi. Karena keburu bapak kami di PHK. 

Bukan cuma bapak kami yang di PHK.  Masih ribuan di luat sana. Dan kami masih menunggu bapak datang ke sini.  Sekadar menyapa pun kami sudah girang alang kepalang. Apalagi jika bapak datang membawa harapan. 

Persediaan harapan kami semakin tipis diambil para pencoleng negeri yang banyak berkeliaran di luat sana.  Mereka berdasi. Berjas sangat rapi. Maka saya tak suka bapak memakai jas dan berdasi. Karena kami takut bapak sudah menjelma berkawan dengan mereka. 

Aku dengar gelegar itu.  Meski kami jauh di ujung negeri.  Kami bahagia.  Karena ternyata kami masih dibela.  Bertahun-tahun, kami menderita. Kami luka. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun