Faldo mahasiswa tahun ketiga. Â Dan sedang semangat semangat nya menuntut ilmu. Â Faldo memang bukan dari keluarga kaya. Â Faldo anak seorang petani. Â Di sebuah desa di Sumatera.Â
Faldo diterima di sebuah perguruan tinggi negeri di Jakarta. Â Tinggal di sebuah asrama. Â Untung banget. Â Tak mungkin Faldo hidup di Jakarta jika tidak tinggal di asrama mahasiswa yang gratis.Â
Faldo setiap Senin dan Jumat mengajar les privat. Â Lumayan buat meredam kelaparan. Â Dan setiap Senin dan Jumat itulah Faldo merasakan makanan enak. Â Karena disuruh makan di tempat Faldo ngeles anak tuan rumah nya.Â
Terus kemarin Faldo mulai didekati teman satu fakultas tapi lain jurusan. Â Fadli mengajak Faldo mengikuti kegiatan demo.Â
"Kita harus membela mereka. Â Kalau bukan kita, Â siapa lagi yang membela mereka? " kata Fadli meyakinkan Faldo yang hatinya belinya tergerak untuk ikut demo.Â
Faldo tahu kalau Fadli memang termasuk mahasiswa angkatan lama. Â Faldo juga tahu kalau Fadli menjadi anak buah kesayangan politisi senior yang suka muncul di televisi. Â Faldo juga tahu, Â jika setiap Fadli bisa mengerahkan banyak mahasiswa maka dia akan mendapat bonus dari politisi senior tersebut.Â
"Kamu tak pernah tahu rasanya menjadi orang miskin, Â Li, " kata Faldo.Â
"Terus? "
"Aku ingin segera menyelesaikan kuliahku. Â Persetan dengan politik. Â Aku tidak tertarik. Â Kalau pun mau jadi politisi, Â nanti kalau aku sudah lulus, " jawab Faldo.Â
"Ah payah! "
Dan Faldo hari ini akan diwisuda. Â Lulus dengan nilai terbaik. Â Faldo ingin membahagiakan orang tua terlebih dahulu.Â
Do'akan ya....Â