Mohon tunggu...
Mochamad Sodik
Mochamad Sodik Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

ubahlah semua dengan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menemukan Kembali Generasi yang Hilang dalam Kurikulum 2013

14 Desember 2013   19:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:55 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Description: D:sukarno 2.jpg

Menemukan Kembali Generasi yang Hilang dalam Kurikulum 2013

Sejarah berbangsa Indonesia telah mengukir nama-nama besar yang berjaasa membentuk dan mendirikan negara tercinta ini. Tokoh proklamator Sukarno-hatta, negarawan sutan syahrir, Panglima Besar Jenderal Sudirman, Bung Tomo, Dr Sutomo, Tan Malaka tercatat sebagai pribadi-pribadi unggul yang bermunculan di awal era kemerdekaan bangsa ini. Karakter kebangsaan yang berisi sikap-sikap yang mencerminkan nilai-nilai luhur budaya bangsa sangat lekat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tokoh-tokoh kebanggaan Indonesia ini. Di negara yang masih berumur jagung ditambah dengan pengalaman penjajahan yang mengakibatkan bencana kebodohan dan kemiskinan ternyata muncul mutiara-mutiara bangsa yang disegani di tingkat nasional dan internasional. Fakta yang cukup mencengangkan para tokoh bangsa ini dicatat dengan tinta emas dalam sejarah rata rata masih berusia muda. Usia 20-an tahun sudah mempunyai sikap dan kematangan jiwa serta prestasi yang spektakuler. Cinta tanah air, berpikir di atas semua golongan, manusia pembelajar, religius, pantang menyerah, kreatif, patriotis, demokratis adalah pancaran karakter para pendiri negeri ini.

Keprihatinan bangsa besar ini tampak pada langkanya tokoh-tokoh seperti ketika awal negara ini berdiri. Pejabat, politikus, negarawan negeri ini bergelimpangan tersandung kasus memalukan yang membuat kita mengelus dada. Degradasi moral orang-orang penting yang dipertontonkan kepada masyarakat menjadikan kita pesimistis terhadap nasib negara ini. Potensi sumber daya manusia yang melimpah di negara ini seakan mandul melahirkan generasi-generasiyang dapat membanggakan negara ini dengan karakter unggulnya. Hedonisme, individualistis, dan materialistis menjadi pakaian yang dibanggakan penduduk kita sehingga mengakibatkan lunturnya rasa cinta tanah air, sikap religius, kebersamaan, rela berkorban dalam kehidupan bernegara.

Pekerjaan rumah besar bagi dunia pendidikan kita. Kurikulum yang selama ini digunakan hanya menghasilkan manusia manusia berpengetahuan dan berketerampilan tinggi tetapi jauh dari karakter-karakter unggul. Kurang pekanya lulusan sekolah terhadap kehidupan sosial menjadikan negara kita kehilangan sebuah generasi. Kesenjangan generasi sudah terjadi di negara tercinta ini. Kita pandai melaksanakan kurikulum pendidikan akan tetapi kita lupa kepada kurikulum sosial yang ada dalam kehidupan nyata. Generasi perintis bangsa ini dapat dengan cerdas dan kreatif mengaplikasikan kurikulum pendidikan dan kurikulum sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga mereka peka terhadap permasalahan bangsa dan dapat berpikir jauh ke depan.

Hal tersebut rupanya sudah disadari oleh pemerintah maka upaya-upaya menenamkan kembali karakter-karakter unggul keindonesiaan dilaksanakan lewat jalur pendidikan. Pemerintah sadar hanya lewat jalur pendidikanlah sebuah perubahan akan diawali. Pendidikan sebagai agen perubahan sangat strategis untuk melaksanakan sebuah kebijakan pemerintah. Munculnya kurikulum dengan muatan karakter kebangsaan disusun untuk mencegah semakin menurunnya nilai nasionalisme. Diharapkan kurikulum kebangsaan ini dapat memupuk kembali rasa nasionalisme dan menumbuhkan rasa cintatanah air peserta didik kita. Menurunnya nilai-nilai luhur bangsa juga mengilhami pemerintah untuk menyusun kebijakan kurikulum yang bermuatan karakter unggul untuk diterapkan di sekolah-sekolah.

Melihat esensi kurikulum 2013 atau disebut juga KTSP 2013 semakin jelas muatan-muatan karakter-karakter unggul tersebut tidak hanya sebagai sisipan kurikulum, tetapi sudah masuk dalam kompetensi siswa yang tertuang dalam silabus dan dijabarkan dalam kompetensi inti dan kompetensi dasar. Ada sikap spiritual dan sosial yang wajib diberikan kepada peserta didik yang menyebar di setiap mata pelajaran sekaligus dimasukkan dalam aspek penilaian. Diharapkan dengan kemunculannya dalam proses pembelajaran karakter-karakter tersebut dapat diasah dan dinilai oleh pendidik serta dievaluasi secara utuh. Kompetensi sikap spritual mengacu pada sikap menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya dan kompentensi sikap sosial mengacu pada sikap Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.

Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksudmeliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.

Sejalan dengan pendekatan saintifik, penilaian dalam kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik. Penilaian autentik memiliki relevansi kuat terhadap pendekatan ilmiah dalam pembelajaran sesuai dengan tuntutan Kurikulum 2013. Penilaian tersebut mampu menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik, baik dalam rangka mengobservasi, menalar, mencoba, membangun jejaring, dan lain-lain.

Semangat perubahan sangat kental dalam setiap perubahan dan penyempurnaan sebuah kurikulum. Dengan pendekatan saintifik dan penilaian autentik diharapkan ada perubahan dan perkembangan yang signifikan pada peserta didik pada ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Peserta didik yang mempuyai sikap spritual yang baik dengan sikap sosial yang unggul serta menguasai ilmu pengetahun dan teknologi tentunya akan menjadi harapan manusia-manusia pembaharu yang siap bersaing di dunia internasional, dan tentunya ada skenario besar dibalik kurikulum 2013, yaitu, menghasilkan kembali generasi yang hilang. Selamat berjuang Indonesiaku.


Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun