Mohon tunggu...
Moch Khakam Asad
Moch Khakam Asad Mohon Tunggu... Guru - Guru Bimbingan Konseling SMK N 1 Karangdadap Kab. Pekalongan

Saya adalah pria berusia 30 tahun. Saya alumni dari Universitas Negeri Semarang Prodi Bimbingan Konseling. Banyak yang mengatakan saya memiliki kepribadian yang cenderung tidak bisa asertif, alias banyak pasifnya, dan merupakan pribadi yang bisa dikatakan pemalas. Saya minim literasi. Buku yang paling saya kenang adalah tetralogi novelnya bang andrea hirata "Edensor" seputar petualang kehidupan, dimana bang andre merasa malu ketika kebiasaan kecilnya waktu berjamaah mengucapkan "AAAMIINNNN.... PALING KERAS dan bikin kuping para jamaah tergoncang, hehe.. terbawa waktu berjamaah sholat di Turki/timur tengah (sedikit lupa), bang andre malu setengah mampus, karena ternyata berbeda sekali di negara itu dalam pelafalan "aamiinnya...". begitu juga bukunya fiersa besari yang berjudul "Arah langkah" sampai sekarang saya terus berimajinasi tentang keheningan kadidiri dan milky way nya. Bismillah suatu saat bisa menggenggam pasir kadidiri. aamiin...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Penting Bimbingan dan Konseling di Sekolah

26 September 2022   20:44 Diperbarui: 4 Oktober 2022   11:56 316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada era modern seperti saat ini pendidian merupakan keniscayaan.Apalagi, kini manusia dituntut untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi dan inovasi yang telah mengubah kebudayaan masyarakat dunia. Di sini, pendidikan mengambil peran penting dalam mengembangkan potensi manusia 

Peran pendidikan terbukti sangat vital. Selain membuat manusia lebih beradab, juga memperkuat keutuhan bangsa karena menurut perkembangan sejarah, pendidikan mampu menjaga peradaban tetap utuh dan manusiawi. Fungsi inilah yang diyakini dapat menjaga manusia hidup damai dan sejahtera.

Disebutkan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa melalui pendidikan, proses transformasi generasi bangsa menjadi manusia yang berkepribadian, cerdas, berakhlak mulia, serta mempumyai ketrampilan yang diperlukan dirinya dalam hidup di masyarakat, berlangsung penuh makna dan seimbang. Pendidikan seperti ini, secara sadar dan terencana, terjadi secara efektif dalam aktivitas sekolah.

Bimbingan dan Konseling (BK), sebagai salah satu isi kurikulum pendidikan formal, merupakan bagian integral dari pendidikan nasional yang bertujuan memberikan pelayanan bagi peserta didik, baik perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal sesuai potensi masing-masing. Melalui beragam metoe penanganan, BK berperan pula menuntun peserta didik mengambil keputusannya sendiri dalam hidupnya.

Lalu, apa peran guru BK di era milineal sekarang ini? Apa saja yang terlintas dalam benak siswa tentang guru BK?

Hal yang lazim kita dengar ialah peserta didik masih menganggap guru BK sekadar bertugas “nyeneni”, memarahi. Bahkan, ada juga sebagian guru-guru BK (untuk tidak menyebut semua) yang menganggap tugasnya hanya menangani anak-anak bermasalah. Tragis!!

Tentu saja, sebagai guru BK, tidak perlu berkecil hati atau bahkan terjebak dengan anggapan tersebut.  Di sisi lain, kita malah punya posisi yang sentral dalam hal menangani berbagai macam permasalahan siswa melalui pendekatan yang mungkin tak dimiliki guru lain. Secara psikologis, BK turut mengupayakan peserta didik agar dapat mengatasi masalahnya dengan memaksimalkan potensinya.

Dalam pelaksanaan penanganan bimbingan dan konseling seperti itu diperlukan menajemen perencanaan dan evaluasi yang baik agar sesuai dengan target, termasuk cara dan mekanisme kerja kegiatan bimbingan dan konseling. Program-program praktis yang dilandasi prinsip-prinsip BK serta kebutuhan peserta didik masing-masing sekolah ini diharapkan dapat mengubah sikap dan perilaku siswa sasaran.

Sugiyo (2011) dalam buku Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah, menguraikan beberapa alasan dasar mengapa kegiatan bimbingan dan konseling perlu diatur dan dikelola dengan baik. Menurutnya, pengorganisasian program kegiatan, selain dapat meningkatkan efektivitas serta efisiensi pelaksanaan bimbingan dan konseling, juga ikut meningkatkan pemahaman stakeholderdalam pelaksanaan program. Tambahan pula, manajemen kerja BK turut membangun komunikasi internal petugas bimbingan dan konseling sehingga terjadi persepsi yang sama dalam layanan bimbingan dan konseling.

Dari penjelasan tersebut boleh dibilang pelaksanaan BK membutuhkan seni komunikasi, bimbingan, pun pengelolaan. Di sini guru BK dituntut pandai dalam komunikasi dengan seluruh warga sekolah. dengan begitu, kesalahpahaman yang sering terjadi sehubungan dengan peran dan fungsi BK dibenak sebagian warga sekolah bisa berubah.

Kadang-kadang, dalam aktivitas harian di sekolah, selain menangani masalah kesulitan belajar dan bimbingan karier, guru BK  juga bertugas sebagai koordinator penyalur beasiswa untuk peserta didik yang kurang mampu, tetapi berprestasi. Apakah hal tersebut merupakan perwujudan teori-teori bimbingan dan konseling yang dipelajari di kampus? Tentu tidak. Namun, kita bisa memanfaatkan tugas tersebut ke dalam program kerja dalam merealisasikan tujuan bimbingan dan konseling.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun