Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama FEATURED

Tragedi dan Komedi

16 September 2019   08:33 Diperbarui: 27 Januari 2020   00:09 1876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO

Apa yang membuat kita ketawa, tragedi atau komedi? Semua orang -kecuali ia penikmat derita atau masokis- akan memilih komedi. Tragedi dan komedi adalah dua tema besar nan dikotomis di atas kanvas kehidupan kita.

Tragedi dan komedi, kata Aristoteles adalah sebentuk mimesis (meniru) manusia dengan alamnya. Kita seperti dilarang ketawa dengan cara komedi, karena Aristoteles memihak tragedi.

Filsafat Barat meninggikan tragedi dari komedi. Tapi Filsafat Timur seperti Buddhisme atau Zen menihilkannya: melepaskan diri dari ketergantungan pada tragedi dan komedi. Untuk membedakan Filsafat Timur dengan Nihilisme Nietzsche adalah penyangkalan Nietzsche terhadap adanya tujuan final dari kehidupan.

Lalu bagaimana dengan mistikus atau sufisme, di antara mereka telah menyatakan diri untuk keluar dari filsafat, atau sebenarnya telah berpindah ke Filsafat Timur.

Filsafat Timur berat, perlu latihan khusus, dan pengikutnya sedikit, karena manusia selalu ingin menjadi bagian dari tragedi. Sejarah dunia abad demi abad ditulis dengan tinta emas untuk menyepuh merah darah tragedi.

Ilustrasi: eventprophire.com
Ilustrasi: eventprophire.com
Pahlawan dan orang suci ditarik oleh sejarah dari medan perang dan duka nestapa. Sejarah tidak menulis orang-orang konyol, maka sejarah mungkin tidak menulis komedi.

Secara etimologis, tragedi berangkat dari kata Yunani tragoidia, terbagi dari kata tragos, artinya kambing dan aeidein yang berarti nyanyian. Menggambarkan nyanyian yang mengiringi nasib seekor kambing yang dikorbankan pada acara ritual dalam budaya Yunani kuno.

Tragedi melambangkan keseriusan seorang tokoh berkarakter protagonis, yang berupaya untuk menelaah pertanyaan-pertanyaan eksistensial manusia. Tragedi ditujukan untuk memicu kartarsis (penyucian) dengan respon paradoks.

Sedangkan komedi berasal dari bahasa Yunani komoida berarti suatu karya lucu yang semata bertujuan untuk menghibur dan menimbulkan tawa.

Dalam Poetics, Aristoteles menyebut tragedi sebagai kebaikan dan kehormatan sedangkan komedi sebagai sesuatu yang inferior dan hina dina. Tragedi dan komedi adalah dua genre besar pertunjukan pada zaman Yunani kuno. Di balik tragedi ada mimesis belajar dan berpikir, sedangkan dalam komedi hanya ada pembengkokan logika, bahkan kelucuan harus hadir dari sesuatu yang rendah atau cacat tubuh dan mental.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun