Mohon tunggu...
Muhammad Natsir Tahar
Muhammad Natsir Tahar Mohon Tunggu... Penulis - Writerpreneur Indonesia

Muhammad Natsir Tahar| Writerpreneur| pembaca filsafat dan futurisme| Batam, Indonesia| Postgraduate Diploma in Business Management at Kingston International College, Singapore| International Certificates Achievements: English for Academic Study, Coventry University (UK)| Digital Skills: Artificial Intelligence, Accenture (UK)| Arts and Technology Teach-Out, University of Michigan (USA)| Leading Culturally Diverse Teams in The Workplace, Deakin University and Deakin Business Course (Australia)| Introduction to Business Management, King's College London (UK)| Motivation and Engagement in an Uncertain World, Coventry University (UK)| Stakeholder and Engagement Strategy, Philantrhopy University and Sustainably Knowledge Group (USA)| Pathway to Property: Starting Your Career in Real Estate, University of Reading and Henley Business School (UK)| Communication and Interpersonal Skills at Work, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Leading Strategic Innovation, Deakin University (Australia) and Coventry University (UK)| Entrepreneurship: From Business Idea to Action, King's College London (UK)| Study UK: Prepare to Study and Live in the UK, British Council (UK)| Leading Change Through Policymaking, British Council (UK)| Big Data Analytics, Griffith University (Australia)| What Make an Effective Presentation?, Coventry University (UK)| The Psychology of Personality, Monash University (Australia)| Create a Professional Online Presence, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Collaborative Working in a Remote Team, University of Leeds and Institute of Coding (UK)| Create a Social Media Marketing Campaign University of Leeds (UK)| Presenting Your Work with Impact, University of Leeds (UK)| Digital Skills: Embracing Digital, Technology King's College London (UK), etc.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kehebatan itu Lahir dari Keberantakan

3 April 2017   13:37 Diperbarui: 4 April 2017   16:46 1130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beethoven: www. pinimg.com

Einstein memuji Mozart seperti sesuatu yang murni terlahir dari alam. Meminjam filsafat Zen, sesuatu itu yang muncul dan mencengangkan dunia adalah harmoni, ia akan muncul secara berulang dari segala masa dan tempat yang lain. Ingat bahwa ketiganya atau siapapun di masa itu tidak pernah menulis musik klasik, mereka justru berpacu untuk menampilkan simfoni paling spektakuler pada masanya. Kitalah yang menyebut itu sebagai musik klasik, karena kita mengidap pemahaman waktu monokronik linier.

****

Adalah  Wage Roedolf  Soepratman – simfoni yang muncul dari keberantakan –  situasi zaman kolonial yang sulit. Ketika Indonesia Raya digubah dan pertama sekali dikumandangkan, ia diburu polisi Hindia Belanda, sampai jatuh sakit di Surabaya.

Dan saat ia menyiarkan lagu terakhirnya Matahari Terbit pada awal Agustus 1938, ia ditangkap bersama pandu-pandu di Malang, kemudian ditahan dan dipenjara di Kalisosok. Soepratman  meninggal pada tanggal 17 Agustus 1938,  tepat tujuh tahun sebelum Proklamasi 17 Agustus 1945. Tak sempat ia menyaksikan Indonesia Raya dijadikan lagu kebangsaan. Sebagaimana Mozart juga tak sempat melihat Beethoven menjadi besar untuk disandingkan dengan namanya di kemudian hari. Kawan, tetaplah bertahan di zona nyaman, atau lahirkan masterpiece-mu.! ***


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun