Mohon tunggu...
Mustika Nilasari
Mustika Nilasari Mohon Tunggu... Aktris - Mustika

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Peranan PBB dalam Konflik Israel-Palestina

17 Juni 2019   22:07 Diperbarui: 17 Juni 2019   22:10 5768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Abstrak

     Konflik antara Israel dan Palestina adalah permasalahan yang sanhat pelik untuk bisa di selesaikan. Sejak terjadinya Konflik Panas antara Israel dan Palestina, PBB dinilai kurang efektif dalam mewujudkan salah satu tujuan PBB yang telah disahkan dalam piagam PBB yaitu menjaga perdamaian dunia. Tujuan pengamatan ini untuk mengetahui peran PBB dalam upaya mendamaikan perseturuan Israerl -- Palestin. Alat pengamatan yang digunakan adalah redaksi berita  terpercaya. Hasil pengamatan dari beberapa redaksi berita terpercaya menunjukan bahwa sulitnya keadilan yang didapatkan oleh Palestina dari keputusan atau Resolusi yang dikeluarkan oleh PBB karena kuatnya dukungan beberapa Negara terhadap Israel dan terhadap keputusan untuk mendirikan Negara Yahudi di Negara Arab yaitu Palestina.

Keywords

AMERIKA, INDONESIA,ISRAEL, KONFLIK, PBB, PALESTINA

     Perserikatan Bangsa-Bangsa disingkat sebagai PBB (bahasaInggris: United Nations, disingkat UN) adalah organisasi internasional yang didirikan pada tanggal 24 Oktober 1945 untuk mendorong kerja sama internasional. Badan ini merupakan pengganti Liga Bangsa-Bangsa dan didirikan setelah Perang Dunia II untuk mencegah terjadinya konflik  serupa. Pada saat didirikan, PBB memiliki 51 negara anggota; saat ini terdapat 193 anggota. Selain negara anggota, beberapa organisasi internasional, dan organisasi antar-negara mendapat tempat sebagai pengamat permanen yang mempunyai kantor di Markas Besar PBB, dan ada juga yang hanya berstatus sebagai pengamat. Palestina dan Vatikan adalah negara bukan anggota (non-member states) dan termasuk pengamat permanen

     Seperti yang kita ketahui bahwa PBB di buat bukan tanpa tujuan, dan salah satu tujuan utama PBB adalah menjaga perdamaian dan keamanan dunia, memajukan dan mendorong hubungan persaudaraan antar bangsa melalui penghormatan hak asasi manusia. Namun baru baru ini PBB sedikit kesulitan menangani kasus peperangan antar Negara yang tidak lain adalah perang antara Negara Israel dan Palestina yang saling memperebutkan wilayah, hingga Perdana Menteri Israel menyebut PBB adalah 'Rumah Kebohongan" baginya. Banyak yang menyebutkan peran PBB dalam menangani perdamaian antara Israel dan Palestina ini kurang efektif, karena salah satu anggota nya yaitu Amerika Serikat yang memiliki peran kuat dalam PBB berada di pihak Israel.

     Keterlibatan Amerika Serikat tidak terlepas dari posisinya sebagai Negara superpower dimana eksistensi dan pengaruhnya dalam dunia internasional sangat besar. sebagai Negara superpower Amerika dipandang masih belom mampu bersikap adil dalam menyikapi konflik ini. Sikap yang ditunjukan Amerika Serikat malah sebaliknya, menjadikan konflik ini semakin kompleks untuk diselesaikan. Keputusan-keputusan yang dibuat oleh pemerintah Amerika tidak bisa terlepaskan pada realita bahwa Amerika dan Israel merupakan salah satu sekutu penting bagi Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah. Banyak kerjasama antara keduanya yang telah di tanda tangan dalam berbagai bidang.  

     Konflik Israel dan Palestina menjadi satu elemen dasar yang banyak digunakan oleh penstudi Hubungan Internasional dalam memahami kawasan Timur Tengah yang penuh akan konflik. Konflik yang berkepanjangan tersebut melahirkan beberapa permasalahan, diantaranya perang yang terjadi pada tahun 1948-1949 dimana Israel menyebutnya sebagai "Israeli War Independence"  sedang Palestina Menyebutnya "al-Nakba" atau dalam bahasa Indonesia nya adalah "Bencana". Bermula setelah dikeluarkannya rencana PBB pada November 1947 yang mengusulkan pembentukan Negara Yahudi di Palestina. Negara Arab -- Termasuk Palestina didalamnya -- menolak keputusan tersebut. Namun disisi lain Yahudi telah menerima rencana PBB tersebut dan dengan dukungan Amerika Serikat yang sekali lagi memiliki posisi kuat dalam PBB yaitu sebagai DK PBB Permanen, Israe berhasil mendeklarasikan pembentukan kemerdekaan Israel.

     Perang lain juga terjadi tahun 1976 dimana perang ini dikenal sebagai "Six Day War" , karena dalam waktu 6 hari Israel telah menguasai 3 negara sekaligus yaitu Mesir, Jordana, dan Syria. Akhir perang ini Israel mulai dikenal dengan kekuatan tangguh yang dimilikinya karena menguasai wilayah yang tiga kali ukuran dari sebelumnya. Dalam semua upaya ini PBB berusaha menjadi mediator yang berusaha memediasi Israel dan Palestina. Mediasi yang dilakukan oleh PBB adalah usaha diplomatic yang ditujukan untuk penyelesaian konflik Israel dan Palestina. Berdasarkan resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB 242 dan 338, PBB telah terlibat dalam setiap upaya negosiasi Israel-Palestina secara tidak langsung. Keterlibatan ini telah dimulai sejak 1947 yaitu pemisahan Negara Yahudi dan Negara Arab melalui Resolusi 181, dan Resolusi tersebut ditolak secara tegas oleh Negara-negara Arab yang mendukung Palestina. Pasca pecahnya perang awal antara Israel-Arab kemudian melalui Resolusi DK PBB 54 terdapat perintah gencatan senjata untuk semua pihak, tetapi pada akhirnya tidak ada yang melakukan nya , hingga akhirnya Israel menjadi anggota tetap PBB pada tahun 1967, yang dimana saat itu Palestina bukan lah anggota PBB, dan jelas karena ini semua Palestina menganggap masuknya Israel ke PBB hanya menguntungkan pihak Israel saja

    Dari awal konflik hingga saat ini, PBB sering dikesampingkan dalam usaha perdamaian antara Israel-Palestina. Bahkan DK PBB yang seharusna memiliki tanggung jawab utama untuk pemeliharaan perdamaian dunia dan keamanan internasional belum bisa mewujudkan hal tersebut, beberapa Negara bahkan menggunakan pengaruhnya untuk menjauhkan isu dari agenda PBB.upaya perdamaian Israel-Palestina justru lebih sering dilakukan oleh Majelis Umum PBB, meskipun Majelis Umum memiliki Otoritas lebih tinggi dari DK, tetap saja Majelis Umum belum bisa mewujdukan perdamaian karena keputusan yang dibuatnya bersifat simbolik dan tidak mengikat hukum Internasional.

    Baru baru ini juga Indonesia mengeluarkan pendapatnya sebagai keanggotaan PBB mengenai perseteruan Israel-Palestina, terlebih lagi membicarakan keterpihakan Amerika Serikat terhadap Israel. Indonesia menganggap Amerika Serikat berdiri sendiri lantaran tidak ada Negara yang sependapat dengan nya terkait penyelesaian konflik Israel-Palestina dalam forum Internasional, terutama dalam Dewan Keamanan PBB.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun