Mohon tunggu...
Emka Nahrawi
Emka Nahrawi Mohon Tunggu... Lainnya - menulis saja

Menulis saja

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Oki Setiana Dewi Mendukung KDRT?

4 Februari 2022   19:33 Diperbarui: 4 Februari 2022   19:42 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Viral. Sumber ilustrasi: PIXABAY/ktphotography

Potongan ceramah Oki Setiana Dewi (OSD) dua tahun lalu tiba-tiba viral di media sosial dan menjadi trending topik di Twitter pada Kamis (03/02/2022) kemarin. Dalam ceramah itu, OSD melansir kisah seorang istri yang bertengkar dengan suaminya hingga sang istri dipukul. Ketika orang tua sang istri berkunjung ke rumah mereka, si istri tidak mengadu ke orangtuanya perihal kekerasan tersebut karena berusaha menyembunyikan permasalahan rumah tangganya. OSD mengemukakan kisah tersebut sebagai contoh bagaimana perempuan sebagai seorang istri harus sabar dan tidak mengumbar aib suaminya. 

Ini menjadi kontroversi dan perdebatan di media karena bagi sebagian pihak, ceramah tersebut mendorong para istri untuk semakin tidak berdaya menghadapi KDRT yang dilakukan oleh suami. Pada saat yang sama semakin menguatkan kesewenang-wenangan suami terhadap istri. Dengan narasi sabar dan menutupi aib rumah tangga akan menjadi senjata bagi suami untuk terus melakukan tindakan yang sama.

Dari berbagai sumber, siklus sikap pelaku KDRT akan terus berputar sehingga korban akan berada dalam lingkaran setan kekerasan. Tahap pertama membangun emosi. Pelaku akan membuat korban merasa di pihak yang salah karena tidak mampu menenangkan ketegangan/stress yang diciptakan pelaku. 

Tahap kedua meledak. Ketika stress tersebut tidak bisa diatasi, pelaku akan melakukan kekerasan baik fisik maupun verbal kepada korban. Parahnya dia akan menyalahkan korban akibat kekerasan yang dilakukannya. "Ini terjadi karena kamu tidak bisa menangkan aku!" 

Tahap ketiga bulan madu. Pelaku akan meminta maaf atas perlakuan kasarnya. Dia akan membujuk korban dengan segala cara, sambil tidak lupa menyisipkan doktrin bahwa dari semua kekacauan yang ia ciptakan, korban menjadi penyebabnya.  

Namun benarkah OSD mendukung perilaku KDRT? Saya pikir tidak, karena OSD sudah membuat pernyataan melalui channel Youtube nya bahwa dia sama sekali tidak membenarkan perilaku KDRT. Bahwa pesan yang ingin disampaikan oleh OSD itu terkait bagaimana sikap sabar menghadapi suami. Bagaimana seorang istri memilih untuk menyimpan permasalahan rumah tangganya.

Namun begitu, ceramah ini memang rentan disalahpahami (apalagi saat ini lagi viral-viralnya Serial Layangan Putus) karena kesannya memang penekanannya kepada perempuan saja. Ditambah lagi OSD menyebut stereotipe perempuan yang biasanya lebai dan suka bergosip. Jika OSD menyeimbangkan pesan tersebut dengan bagaimana seorang lelaki seharusnya memperlakukan istrinya, mungkin tidak akan menjadi kontroversi. 

Sebagai perbandingan, Ust Syafiq Riza Basalamah dalam salah satu ceramahnya juga menceritakan kisah yang sama. Namun dia menekankan bahwa suami yang menampar dan memukul istrinya bukanlah suami yang baik. Ada hadits Nabi yang disitirnya, "Jangan engkau memukul wajah istrimu, dan jangan menjelek-jelekkan istrimu". Dia mengatakan bahwa jika suami marah ke istri doakan, bukan malah dipukul. Dan kalaupun ingin curhat, curhatlah ke orang yang tepat, yang diyakini tidak akan mengumbar masalah rumah tangganya. 

Benar bahwa pukulan itu jelas-jelas adalah perilaku KDRT yang zalim. Perempuan berhak untuk melawan kekerasan itu. Tetapi ada pilihan lain yang bisa ditempuh yaitu berdoa dan bersabar serta memaafkan. 

"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim (QS Asysyura 40)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun