Mohon tunggu...
Muhammad Jundi
Muhammad Jundi Mohon Tunggu... Penulis - Soiciialpreneur

Social Entrepreneur

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merdeka Dari Stigma dan Diskriminasi Kusta

27 Agustus 2014   23:29 Diperbarui: 18 Juni 2015   02:21 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14091313421015240118

[caption id="attachment_321160" align="alignleft" width="324" caption="Andika, salah seorang yang pernah mengalami kusta (OYPMK) saat menyerahkan potongan nasi tumpeng kepada Direktur P2ML Kemenkes RI"][/caption]

Merdeka Merdeka… Merdeka…

Itu kata Pejuang, itu kata Pahlawan

Tapi Bukan Untuk saya tapi bukan juga untuk kami

Kutelusuri jalan ini yang penuh berliku

Aku melihat keindahan yang cerah

Mendengarkan kebahagiaan

Tetapi lagi-lagi kami tak bisa menikmati kebahagiaan itu.

Itulah sepenggal puisi yang dibacakan oleh Amri,S.Pd. salah satu orang yang pernah mengalami Kusta (OYPMK) saat mengisi acara peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 69 di Halaman Gedung Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC)  Dompet Dhuafa Ciputat Tangerang Selatan pada Minggu, (23/8).

Peringatan HUT RI yang bertajuk “Merdeka dari Stigma dan Diskriminasi Kusta” ini diinisiasi oleh Komisi Nasional (Komnas) Kusta karena masih banyaknya diskriminasi dan stigma negativ terhadap penderita Kusta dan mantan penderita Kusta.

Dalam acara tersebut sekaligus dibacakan Deklarasi “Merdeka dari Stigma dan Diskriminasi Kusta” yang dipimpin oleh Parni Hadi sebagai Dewan Pembina Dompet Dhuafa sekaligus sebagai pendiri Komnas Kusta.

Dalam sambutannya Parni Hadimengatakan stigma dan diskriminasi terhadap mantan penderita Kusta merupakan anggapan yang harus dihilangkan dimasyarakat. Mari kita membangun opini secara sehat bahwa  mantan penderita kusta tidak harus mendapatkan stigma dan diskriminasi masyarakat, ungkapnya.

Lebih lanjut Parni menegaskan, peran Dompet Dhuafa sebagai lembaga Filantropi wajib berkontribusi memandirikan mantan penderita Kusta. Penyandang Kusta itu adalah termasuk kaum dhuafa plus..plus, yaitu orang yang kurang diuntungkan secara ekonomi serta plus mendapatkan diskriminasi di Masyarakat,tandasnya.

Sambutan Plt Gubernur Banten yang diwakili oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Banten drg. Sigit Wardoyomenyampaikan, bahwa Provinsi Banten merupakan salah satu wilayah dengan jumlah penderita penyakit Kusta yang berada pada posisi pringkat ke 13 di Indonesia, dengan penyumbang terbesarnya yaitu dari wilayah Tangerang. “Ini menunjukan Provinsi Banten masih memiliki beban kusta yang masih tinggi,” tuturnya.

Sementara itu dalam sambutan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia yang diwakili oleh Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, dr.Slamet, MHP menyampaikan, bahwa dari tahun ketahun pengetahuan tentang informasi penyakit Kusta sudah semakin baik.Hal ini, kata Slamet melanjutkan, dikarenakan banyaknya pihak-pihak yang ikut serta menekan bertambahnya jumlah penderita kusta. Penderita Kusta perlu dorongan kita untuk membantu mendorong dan memfasilitasi penderita kusta untuk mau minum obat,tuturnya.

Acara yang diselenggarakan oleh Komnas Kusta, LKC Dompet Dhuafa, dan  Yayasan Bina Kusta Mandiri serta didukung oleh jaringan media ternama Jawa Pos, Tangsel Pos dan Satelit News ini dihadiri oleh 60 OYPMK dari Sintanala, Tangerang, Banten.

”Kami makan bersama dengan orang-orang hebat di forum ini merupakan kebanggaan terbesar dalam hidup kami, dan yang jelas kami punya harapan yang ingin sekali kami sampaikan kepada bapak-bapak yang ada disini baik dari pemerintah, kementrian dan pemerintah Provinsi atau Kota, harapannya adalah jangan pernah berhenti untuk terus dan tetap mendampingi kami sampai kami menuju sebuah titik kemandirian, sampai kami terbebas dari stigma dan diskriminasi, ” kata Andika salah satu peserta OYPMK yang hadir saat itu.

Turut hadir dalam acara tersebut Presiden Direktur Dompet Dhuafa Ahmad Juwaini, Direktur LKC Dompet Dhuafa dr. Mohammad Ridlo MM, Walikota Tangerang Selatan yang diwakili oleh drg. Ida Lidia dan Kepala Dinas Kesehatan Tangsel dr. Rusmin serta Konsultan WHO dr. Zuarsih. (GM/MJ)

Source : www.lkc.or.id

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun