Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Sambo Membuka Beberapa Borok di Polri?

31 Agustus 2022   06:01 Diperbarui: 18 Februari 2023   10:51 1196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Sambo di Sidang Etik (Kompas.com)

Ada yang menarik dari sidang etik pada Ferdi Sambo beberapa hari lalu. Terungkap bahwa Sambo mampu membuat banyak polisi, termasuk yang berbintang untuk ikut melakukan pelanggaran hukum seperti Sambo lakukan. "Anak buah" ternyata tak kuasa untuk menolak Sambo. Dengan kalimat yang berbeda adalah: Saat atasan melanggar hukum, bawahan tak bisa mengkoreksi. Padahal ini terjadi di institusi penegak hukum.

Apakah itu sudah berlangsung sejak lama? Atau baru berlangsung beberapa tahun terakhir ini? Pertanyaan itu yang harus dijawab oleh Polri, jika ingin citra atau wibawanya di mata masyarakat cepat kembali pulih. Jangan biarkan masyarakat terlalu lama cemas dalam soal ini. Jangan biarkan masyarakat pesimis bakal mendapatkan perlindungan dan pelayanan Polri saat menghadapi persoalan hukum.

Bukan itu saja, Indonesia pantas mendapatkan pelajaran penting dari kasus Sambo ini, yaitu bahwa soal kesehatan mental atau soal personality disorder harus mendapat perhatian lebih daripada sebelumnya. Lembaga negara, apalagi lembaga penegak hukum harus bersih dari mereka yang kurang sehat mentalnya atau memiliki ciri personality disorder yang bisa membahayakan masyarakat. Harus ada cara untuk mencegah mereka tidak merusak nama baik lembaga negara. Sains seputar ini memang benar baru berkembang di dunia beberapa dekade terakhir, namun tidak berarti sulit bagi Indonesia untuk mengejarnya.

Sejak pertama kali sudah "terungkap", bahwa Brigadir Joshua dibunuh dengan sadis (dari pemeriksaan pada jenazah Joshua oleh kelurga). Kondisi jenazah Joshua membuat keluarga mengendus adanya pelaku yang sadis di antara mereka (semua) yang berada di rumah Duren Tiga itu. Tentu sangat gampang juga untuk mengendus, bahwa salah satu pelakunya adalah Ferdy Sambo, karena ia serta-merta merusak TKP dan berbohong ke banyak pihak. Saat awal, tentu saja tidak ada yang tahu apakah ia eksekutor Brigadir Joshua (menurut kesaksian Bharada Richard Eliezer), namun karena Sambo adalah perusak TKP, maka ia terendus menjadi salah satu pelaku atau otak dari pembunuhan Brigadir Joshua.

Ia pun pantas diendus memiliki ciri orang yang tidak memiliki empathy, karena menutupi atau mengaburkan apa yang sebenarnya terjadi pada pembunuhan Brigadir Joshua. Dalam artikel pertama yang saya tulis seputar kasus Sambo ini di tanggal 23 Juli (lihat di sini), saya sudah menyebutkan, bahwa Sambo terindikasi memiliki ciri Dark Triad Personality yang artinya orang yang berbahaya bagi masyarakat jika ia memiliki posisi strategis di masyarakat, termasuk jika misalnya ia seorang pemuka agama. "Terungkap" kemudian, bahwa ternyata Sambo yang melakukan eksekusi tembak jarak dekat ke kepala Brigadir Joshua.

Motif Sambo Membunuh Brigadir Joshua?

Sebagaimana yang sudah saya tulis dalam beberapa artikel sebelumnya (lihat di sini), mereka yang memiliki ciri Dark Triad Personality bisa melakukan pelanggaran hukum, kekerasan, atau bahkan pembunuhan tanpa sebab-sebab (alasan) yang serius (bagi ukuran orang normal). Kecenderungan mendasar mereka dengan ciri Dark Triad Personality memang itu.

Mereka amat pandai mencitrakan diri sebagai orang yang sempurna, penuh prestasi, tanpa cacat atau cela, pintar, hebat dan lain-lain. Ted Bundy, seorang yang juga memiliki ciri Dark Triad Personality (di Amerika di periode tahun 70an) saat terakhir tertangkap di tahun 1978 banyak teman-temannya yang membelanya, karena mereka menyangka Ted Bundy adalah orang baik yang sedang bernasib sial. Padahal Ted sudah beberapa kali tertangkap dan dihukum karena membunuh. Bahkan ternyata Ted disangka telah membunuh hampir 100 orang di berbagai tempat di Amerika (lihat di sini). Saat dalam pelarian pun Ted bisa membunuh dengan mudah beberapa orang, karena tampang atau gaya Ted yang selalu charming. Di beberapa video wawancara TV terlihat Ted adalah seorang yang manipulatif, menurut para ahli, namun itu tidak mudah terlihat oleh orang awam.

Hingga sekarang para ahli masih berdebat soal motif Ted Bundy saat membunuh puluhan korbannya. Hanya ada beberapa kesamaan dari puluhan korban Ted, beberapa di antara kesamaan itu adalah semua korbannya (secara fisik) adalah perempuan dan semua berusia muda, yaitu berusia 20an tahun awal, berambut gelap dan panjang, dan mahasiswi, juga berparas menarik. Beberapa kesamaan itu menurut para ahli adalah gambaran dari pacar pertama Ted di kampus yang telah meninggalkan ted, dan juga gambaran ibu Ted yang tidak mengakui Ted sebagai putranya saat Ted masih kecil. Meski begitu, Ted punya beberapa pacar dan memiliki istri yang tidak dibunuhnya, sehingga itu menjadi bahan analisa para ahli hingga sekarang. Kesamaan lainnya adalah korban Ted dipilih oleh Ted secara acak atau nyaris tidak dikenal oleh Ted.

Ted menurut orang-orang yang mengenalnya sehari-hari sangat ramah dan tidak terdeteksi memiliki kecenderungan pada kekerasan. Namun itu menurut orang-orang awam. Tapi menurut psikolog yang memeriksanya saat ia tertangkap di Colorado, psikolog itu menyatakan Ted adalah orang yang berbahaya, karena memiliki kecenderungan pada kekerasan, bertindak dengan menuruti suasana hatinya (dalam arti negatif), memendam kemarahan tersembunyi, cenderung untuk melanggar hukum, arogan, self centered, manipulatif atau pembohong, senang menjadi pusat perhatian (senang puja-puji), mengira dirinya pintar, luar biasa dan orang lain sebaliknya, dan membenci perempuan muda.

Ciri yang ada pada Ted Bundy itu disebut para ahli di masa sekarang ini adalah ciri dari Dark Triad Personality. Di periode tahun 70an, ciri itu tidak mudah dikenali oleh orang awam. Hanya para ahli yang bisa mengenalinya. Untunglah 50 tahun kemudian, sains mengenai personality disorder itu sekarang sudah mulai populer, sehingga mereka dengan ciri Dark Triad Personality itu tidak bisa merajalela lagi seperti di periode tahun 70an. Sebelum mereka mengambil terlalu banyak korban, aksi mereka bisa dihentikan segera.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun