Mohon tunggu...
M. Jojo Rahardjo
M. Jojo Rahardjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan.

Sejak 2015 menulis ratusan artikel dan video seputar perkembangan neuroscience dan kaitannya dengan berbagai aspek kehidupan. M. Jojo Rahardjo dan berbagai konten yang dibuatnya bisa ditemui di beberapa akun medsos lain.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemimpin Psikopat di Sekitar Kita

19 November 2020   07:38 Diperbarui: 24 September 2023   08:40 500
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: https://medicalxpress.com/

Sekitar 1% dari populasi (ada di sekitar kita) memiliki karakteristik seperti yang diuraikan di atas atau memiliki karakteristik psikopat. Bahkan 3% business leaders memiliki karakteristik psikopat menurut Behavioral Sciences & the Law. Di Amerika 15% isi penjaranya adalah para psikopat (Sumber).

Banyak penelitian sudah dilakukan pada otak para psikopat. Hasil scan dengan menggunakan fMRI (functional Magnetic Resonance Imaging) pada otak psikopat, menunjukkan mereka memiliki amygdala dan prefrontal cortex yang lebih kecil daripada otak orang normal. 

Artinya dengan amygdala yang lebih kecil, maka aktivitas di amygdala menjadi lebih kecil pula, padahal amygdala bertugas untuk memproduksi emosi seperti rasa takut atau belas kasihan, dan emosi lainnya.

Prefrontal cortex yang lebih kecil juga tak memproses sinyal dari amygdala, sehingga psikopat tak memproses emosi yang seharusnya ada pada otak yang normal.

Meski psikopat sering dilaporkan melakukan kekerasan dan pembunuhan berantai, namun sudah banyak ahli yang menyatakan bahwa beberapa karakteristik psikopat dibutuhkan untuk mereka yang ingin memiliki pencapaian tinggi dalam berbagai bidang. 

Mereka membutuhkan kemampuan untuk fokus yang diperoleh melalui hilangnya rasa cemas dan takut dalam situasi apa pun, atau juga kemampuan untuk tak mudah stres dan depresi.

Banyak pekerjaan atau profesi yang membutuhkan orang yang bisa mengerjakan pekerjaannya tanpa takut, tak melibatkan perasaan atau belas kasihan, seperti tentara yang memerangi musuh, polisi yang mengejar penjahat, penuntut umum atau jaksa terhadap terdakwa di pengadilan, ahli bedah, jurnalis dan lain-lain.

Neuroscience sudah menemukan cara untuk memiliki beberapa kemampuan itu, yaitu melalui meditasi. Sebagaimana psikopat, para biksu yang memiliki jam terbang yang panjang dalam meditasi memiliki beberapa kemampuan yang dimiliki psikopat itu. 

Namun bedanya para biksu itu malah memiliki empathy atau kasih sayang, kebajikan, dan menolak kekerasan, sedangkan psikopat tidak memiliki itu.

Mungkinkah meditasi bisa menjadi jawaban untuk para psikopat itu agar kecenderungannya pada kekerasan, pembunuhan, pelanggaran hukum/aturan/norma bisa dikurangi? Butuh penelitian yang panjang dan mendalam untuk bisa menjawab pertanyaan itu. 

Namun hingga sekarang belum ada klaim yang bisa dipercaya, bahwa psikopat (seperti ABG yang diduga psikopat itu) bisa mendapatkan program rehabilitasi yang mujarab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun